Hai kecil,
bagaimana kabarmu? Tak perlu kau jawab aku sudah tau, kau masih dalam
keadaan sakit bukan? Kakimu belum pulih dari jatuhmu itu bukan?. Kau
nakal upil. Kau tak hati-hati, ah andai saja waktu itu aku masih ada,
pasti aku akan ngoceh-ngoceh sama kamu. Aku minta maaf ya, aku masih
saja belum bisa menjengukmu, aku doa dari sini ya .
Eh iya lain kali ajaklah aku kerumahmu, biar aku bisa main-main .
Pil,
seperti yang kamu tau, musibah apapun yang datangnya dari Allah,
cobalah untuk tetap bersyukur. Jika tak salah ingat, tapi kalau
salah, maafkan atas kelemahan ingatanku ini ya, hehehe, aku pernah
bercerita padamu tentang suatu penyakit bukan? Yang jika tak salah
ingat pula, begini ceritanya
“Apabila
seorang hamba Allah jatuh sakit, Allah akan mengutus 4 malaikat;
- Malaikat pertama akan mengambil selera makannya
- Malaikat kedua akan mengambil rezekinya
- Malaikat ketiga akan mengambil kecantikan/ketampanannya
- Malaikat keempat akan mengambil dosanya
Apabila
telah sampai waktu yang telah Allah tetapkan untuk hamba-Nya kembali
sehat, Allah akan menyuruh malaikat ke satu, dua, tiga agar
mengembalikan kembali apa yang telah diambilkan kepada mereka. Namun
Allah tidak menyuruh malaikat keempat untuk mengembalikan kembali
dosa yang telah diambilnya.”
Jadi,
sudahkah kamu ikhlas upil? Hehehe. Oh iya ada satu lagi lagu bagus
buatmu, buat muhasabah diri. Lagu ini judulnya Muhasabah Cinta dari
Edcoustic, kira-kira liriknya seperti ini
Wahai
pemilik nyawaku betapa lemah diriku ini
Berat
ujian dari-Mu, kupasrahkan semua pada-Mu
Tuhan
baru kusadar indah nikmat sehat itu
Tak
pandai aku bersyukur, kini kuharapkan cinta-Mu
Kata-kata
cinta terucap indah
Mengalir
berdzikir di kidung doaku
Sakit
yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir
cinta air mataku
Teringat
semua yang Kau beri untukku
Ampuni
khilaf dan salah selama ini ya Illahi
Cepet
sembuh ya upil, cepet pulih, biar kita bisa pecicilan bareng lagi.
Kau rindu aku bukan? Aku sudah menunggumu sehat, nanti kalau ketemu
aku mau oceh-ocehin kamu yaaaa, iyya .
Pernah
sebagian waktu kita lalui bersama.
Masih
ingatkah kamu bagaimana dahulu kita saling mengenal?
Hingga
akhirnya kita bisa sedekat ini? Bahkan kita dianggap kembar
Si
“Upil Ipil”, itulah nama kita
Tak
rindukah kamu shalat bersamaku lagi?
Tak
rindukah kamu makan sepiring berdua lagi?
Tak
rindukah kamu kita pernah saling diam untuk beberapa waktu?
Tak
rindukah kamu untuk kita berbagi cerita?
Cepatlah
kembali dalam keadaan normal saudaraku
Lalu
kita runtuhkan kerinduan itu dengan temu
No comments:
Post a Comment