Wednesday, February 11, 2015

Kepada Perempuan yang Sebagian Hatinya Masih Terbawa Arus Rindu yang Berjarak

Kepada perempuan yang sebagian hatinya masih terbawa pada rindu yang berjarak,

"Hujan menyisakan basah seperti hatimu yang masih tertinggal disini" 

Aku lupa siapa orang yang bisa-bisanya menulis kalimat seperti itu. Aku mendapatinya pada sebuah karangannya di novel yang berjudul "Jika Hujan Pernah Bertanya". Mungkin kutipan itu sedang datang dan pergi mengetuk pintu hatimu. Datang pada saat suasana hati sedang tidak enak dan pergi begitu saja, lalu kembali lagi dan pergi lagi. Begitu terus entah sampai kapan nanti.

Tuhan menciptakan segala sesuatunya berdua-duaan, termasuk kita yang berprofresi sebagai kaum hawa. Kita yang tugasnya sebagai manusia tak pernah habis berpikir bagaimana kita bisa menemui jodoh kita masing-masing. Lalu sampai Allah mengirim kepada kita lelaki yang salah dalu. Ah ya, sebenarnya bukan lelakinya yang salah, tapi memang belum pas saja pada kita. 

Aku senang ketika kamu banyak menceritakan tentang lelaki itu, itu artinya kamu bisa mup on dari lelaki sebelumnya. Kamu banyak mengagumi dia. Kamu banyak memujinya sebagai lelaki yang baik, ya memang dia baik, sebab selama aku mendengarkan ceritamu aku tak pernah mendapatinya dia sedang di rumah sakit (hihihi, okey ini guyon). 

Kamu mulai dekat dengannya sampai kamu menemui perasaan itu. Lalu kamu bertanya padaku apa yang sebaiknya aku lakukan jika ku dalam posisimu. Lalu kujawab seperti prinsipku: " mencintai dalam diam dan berharap dalam doa". Aku menyodorkanmu pada dua pilihan. Katakan atau diam. 

Beberapa waktu aku tak mendengarkan cerita-ceritamu tentang lelaki itu. Sampai suatu ketika aku mendapatimu yang sedang berbunga-bunga karena pada akhirnya, penantianmu dari pendekatanmu dengannya berujung manis. Akupun senang mendengarnya. 

Namun aku tak menduga, ketika beberapa waktu kemudian kamu bercerita kamu tak lagi dengan lelakimu. Kamu menangis lagi. . .

Kepada perempuan yang sebagian hatinya masih terbawa pada arus rindu yang berjarak, 

Sebab jarak bukanlah sebenar-benarnya alasan untuk tidak mencintai sesama. Sebab terlalu baik bukanlah alasan yang patut diterima (buatku) untuk mengakhiri suatu hubungan. Bukankah setiap manusia menginginkan orang yang baik untuk mendampinginya? Alasan klasik yang menurutku dia adalah lelaki yang pengecut. Kalian sama-sama memulai perasaan itu. Sama-sama memiliki alasan untuk saling memiliki perasaan, namun hanya dengan karena cinta yang terlalu baik, kamu menghadirkan (lagi) luka itu.
Sebab alasan-alasan bahwa denganmu lelaki itu seperti mengingat masa lalunya adalah hal yang membuatku seperti ingin menghajar lelakimu. Sebab dia telah menyakiti sahabatku sendiri. 

Aku takkan menyalahkanmu karena telah bertindak bodoh. Sebab semua keputusan akan ada risiko. Aku tak akan menyuruhmu untuk cepat-cepat melupakannya,untuk tidak memikirkannya. Sebab kita tak pernah bisa melarang si pikiran yang terkadang tiba-tiba hadir tentang lelakimu. Namun, kita pasti punya banyak cara untuk perlahan-perlahan melupakannya.

Kepada perempuan yang sebagian hatinya masih terbawa pada arus rindu yang berjarak, 

Allah tak pernah salah memasangkan pada kita rusuk-rusuk itu. Sebab burung akan kembali pada sangkarnya, dan jodoh akan datang pada pasangannya. 

Tersenyumlah selalu pada hari-hari yang menanti senyum itu. Sebab senyummu bukan untuk dirimu sendiri, tapi juga untukku sebagai teman baikmu. Menangislah untuk hal yang mungkin lebih penting daripada menangis untuk lelakimu misalnya: menangis untuk ketidakbaikkan yang telah kita perbuat hari ini, menangis karena kita belum banyak berlaku baik pada sesama, bukankah hal itu lebih berguna?? Atau menangislah pada setiap sujud-sujud terakhirmu, sebab Tuhan mungkin sedang pada rindu-rindunya denganmu. 

Kepada perempuan yang sebagian hatinya masih terbawa pada arus rindu yang berjarak,

Aku disini, berdiri disampingmu untuk sama-sama memperbaiki diri. Menjadikan kebaikan-kebaikan datang ke setiap masing-masing diri kita. Menyiapkan masa yang akan datang dengan mengisinya kegiatan yang lebih berguna, tentu sambil kita tak melupakan mencari lelaki yang pas untuk saat nanti..

Jakarta, 11 Februari 2015