Monday, December 16, 2013

Perempuan Penjual Mpek-Mpek

Pukul 16.00 sudah tiba waktunya aku pulang dari rutinitas ku hari ini. Seperti biasa tak perlu ku menunggu lama aku langsung bergegas menuju kopaja atau metromini yg kemudian mengangkutku sampai stasiun sudirman.

Hari ini aku tak seperti biasanya, aku pulang menuju Tangerang untuk kutemui teman-teman di kantor lama ku dulu. Aku tiba di stasiun Sudirman pukul 4 lewat 15 menit. Ya hari ini tak seperti hari kemarin, jalanan lancar, hanya saja lampu lalu lintas di HI itu memperlambat perjalanan ku.

Tiba kereta tiba pula aku menghubungi temanku, sedikit memberi kabar bahwa aku sedang dalam perjalanan. Seperti biasa tak ada yang istimewa ketika aku menaiki kereta ini. Mengisi waktu luang kuambil beberapa lembar kertas yang telah dibukukan untuk kubaca sebagai pengisi waktu luang selama perjalanan ini.

Tiba-tiba aku disadarkan oleh suara perempuan berasal dari gerbong sebelah, dengan bunyi suara pintu kereta yang khas, perempuan itu mengeluarkan suara "yo ayo bu mpek mpeknya, yuk masih ada ni". Ia berbicara dengan lembut diiringi segaris senyum yang menambah manis wajahnya yang sudah peluh. Aku terenyuh, aku teringat ibu dirumah. Ya perjuangan seorang ibu yang kulihat dari senyum perempuan itu.

Senyum dan sapaan hangatnya pada para penumpang kereta hari ini membuat nya berhasil meraih sejumlah uang.

Ya...sekali lagi kulihat perjuangan seorang perempuan. Aku tak tau dia seorang ibu atau bukan, tapi dari senyumannya aku kembali diingatkan pada kasih seorang ibu yang bersedia mengukir hari dijalan demi anaknya.

Tak terasa aku sudah sampai di stasiun Duri. Ia turun didampingi lagi dengan segaris senyum ikhlas dan rasa terimakasihnya pada pembeli mpek-mpeknya.




Saturday, December 14, 2013

Hari Setelah Kejadian Tragedi Bintaro

Senin 9 Desember 2013, saat itu pukul 12.11 seorang teman di sebuah grup WA memberi kabar kalau ada kecelakaan kereta di jalur Kebayoran – Pd. Ranji, tepatnya di perlintasan Pd. Betung. Kecelakaannya adalah tabrakan kereta Commuter Line jurusan Serpong – Tanah Abang (CL) dengan truk tangki pembawa BBM dari Pertamina. Kecelakaan kereta tersebut bermula dari CL Serpong – Tanah Abang yang melaju kencang dari Stasiun Pondok Ranji menuju Stasiun Kebayoran, namun di perlintasan Pd. Betung melintas truk tangki BBM, CL yang saat itu melaju kencang kemudian menurunkan kecepatannya dan memberi klakson tanda kereta lewat, namun keadaan lalu lintas pada saat itu sedang ramai sehingga truk tangki tersebut tidak bisa jalan. Alhasil CL kemudian menabrak truk tersebut dan kecelekaan pun tak bisa dihindari. 



 Sumber : www.tempo.com

Setelah denger kabar kecelekaan itu, aku yang biasa pulang naik kereta akhirnya pulang dengan menggunakan bis karena akses ke Serpong ditutup. Sehari setelah kejadian itu, saat pulang kerja di hari Selasa tanggal berikutnya, aku pulang ke rumah kembali menggunakan kereta, konon katanya akses ke Serpong sudah normal kembali. Seperti biasa pulang dari kantor selalu teng go , waktu itu seperti biasa jam 4.15 sudah sampai di Stasiun Sudirman, pas beli tiket ke Sudimara penjaga tiket agak bingung dan tanyalah ia ke temennya,
“Pak, jalur ke Serpong emang udah bisa?” Tanya si penjaga tiket ke temennya.
“Udah kok udah bisa, tapi kalo 'gak satu jalur ya palingan telat”. Jawab temennya.
Gimana mba masih mau?”. Tanya si penjaga tiket pada saya.
“Iya mba, 'gak apa-apa”. Jawabku.
Bagaimanapun mau tidak mau aku akan tetap naik kereta, karena transportasi inilah yang paling dekat dengan rumah, pikirku kala itu adalah sepertinya akan lebih parah pulang dengan naik bis daripada naik kereta yang meskipun saat itu akan cuma ada satu jalur. Sebenernya ada tiga alternatif jalan pulang yaitu naik kereta, naik bis yang kearah Ciledug atau naik bis yang kearah Tangerang. Buatku secapek-capeknya naik kereta jauh lebih capek lagi naik bis, ‘gak tahan banget sama macetnya dan ngetem nya pula belum lagi banyak lampu merah di sepanjang jalan menuju Ciledug. Apalagi kalau harus pulang lewat Tangerang yang pokoknya mah akan ngeluarin waktu yang jauh lebih banyak karena selain nunggu bis dari Harmoni, macet di Tol Kebun Jeruk dan akan macet parah juga dari Kebon Nanas sampai rumah, bisa-bisa sampe shubuh (okeh ini lebay ;P).
Lalu saya turunlah ke jalur kereta karena kalau di Stasiun Sudirman jalur keretanya ada di bawah, kemudian menunggu kereta tujuan Tanah Abang itu tiba. Sesampainya di Tanah Abang, MasyaAllah ‘gak nyangka kalau yang mau naik kereta ke Serpong sampai Parung Panjang akan sebanyak itu. Crowded banget suasananya, biasanya kalau normal penumpang ‘gak akan sebanyak ini. Kereta yang seharusnya sudah jalan pukul 4.00 baru akan berangkat pukul 4.30, dan seharusnya itu sudah kereta kedua atau ketiga yang berangkat. Kereta pun tiba, saya langsung saja naik di gerbong paling belakang dan kau bisa bayangkan bagaimana sesaknya karena yang satu atau dua penumpang kereta yang seharusnya sudah berangkat tapi ikut kereta selanjutnya.
Bahkan karena penuhnya, sampai gerbong perempuan pun seperempatnya diisi oleh laki-laki padahal satpam sudah mengusir mereka. Kereta tidak langsung berangkat, karena “pengurus” kereta masih kekeuh supaya yang laki-laki pindah ke selain gerbon satu atau delapan. Gara-gara diusir itulah akhirnya ada bapak-bapak yang turun dan dia langsung bilang “udah woy kita turun aja, gerbong perempuan mah bikin sial”, saya sama ibu-ibu disebelah langsung menggelengkan kepala *pasang muka cemas*. Belum sampai disitu saat kereta jalan tiba-tiba lampu mati beberapa kali dan itu membuat khawatir penumpang yang ada di dalam kereta.
Crowdednya kereta kemudian berlangsung sampai hari berikutnya, Rabu dan masih seperti biasa masih telat. Saat Kamis tiba, sesampainya di Tanah Abang penumpang masih saja penuh. Saya pikir masih karena kasus kecelakaan itu tapi ternyata tidak, ada pohon yang jatuh diatas rel kereta di jalur Palmerah. Kereta terpaksa telat, sontak penumpang di stasiun itu langsung ngoceh-ngoceh ‘gak karuan, hihihihi, “ya Allah ada-ada aja kereta ini, baru kemarin kecelakaan ada lagi aja musibah kereta ke Serpong”. Tapi kali ini kereta telat jauh lebih parah dibanding kereta hari Selasa, karena kereta yang seharusnya berangkat pukul 4.00 jadi berangkat sejam kemudian, dan untuk masuk ke gerbongnya harus benar-benar berjuang.
Alhamdulillah-nya hari ini, Jum’at kereta sudah normal kembali seperti biasa dan sampai di rumah pun sudah normal. :D

"Mungkin memang sudah ajalnya kali ya mereka harus mengalami kejadian seperti ini.
Buat yang masih hidup, sayang-sayangilah nyawanya jangan sembrono.
Bagi siapapun sebaiknya bisa mengambil hikmah dari kejadian ini.
Teriblah di jalan, jangan terbawa nafsu untuk cepat-cepat sampai.
Keselamatan kita nomor satu. Ada orang-orang yang menunggu kalian dirumah.
Walaupun pada akhirnya kita 'gak ada yang tau saat terakhir kita akan seperti apa.
Tapi setidaknya kita sudah berusaha untuk menjaga nikmat hidup ini dengan baik." 




 

Thursday, December 12, 2013

Ibu Guru Rima "Sebuah Hati yang Ikhlas Untuk Anak-Anak di Pedalaman Riau". (Tahap 1)

Keadaan langit kala fajar itu sepi, langit masih dalam keadaan gelapnya, embun masih setia menemani daunnya, suara kokok ayam membangunkan penduduk sambil bersahut-sahutan dengan suara seseorang yang sedang melantukan ayat-ayat suci Al-Qur'an dari pojok surau itu. Orang-orang di desa itu masih enggan untuk keluar dari peraduannya, udara masih dingin. Tapi disalah satu rumah penduduk di desa tersebut, seorang wanita dan anaknya yang masih belia sudah asik berisik. Kala itu jam masih menunjukkan pukul 3.00 WIB.
Mamak jadi berangkat?”
Jadi sayang.”
Mamak yakin? Mamak masih kurang sehat, kata Pak Muis Mamak masih belum boleh kerja terlalu capek, nanti Mamak tambah sakit.”
Iya Nisa, Mamak tau kok, tapi Mamak enggak betah diem mulu di rumah, bosen.”
Biar Nisa saja ya yang menggantikan Mamak.”
Tidak perlu, kamu itu besok masih harus sekolah, apa tugasmu sudah dikerjakan?”
kebetulan besok gak ada tugas kok, ulangan pun tidak ada, atau Nisa ikut nemenin Mamak saja ya.” Ajak Nisa pada Mamaknya.
Hmm. . . ndak perlu lah, kamu ndak boleh terlalu capek, tugasmu saat ini adalah belajar, kalaupun kamu ingin bantu Mamak, kamu cukup bantu jaga toko dan beres-beres rumah. Belajar yang rajin, raih prestasi terbaikmu. Mamak gak memaksa kamu harus juara kelas asal kamu sudah lakukan yang terbaik, itu sudah cukup buat Mamak. Akan ada saatnya nanti kamu bisa ikut Mamak mengajar di sekolah itu, ngerti Nis?”
Iya mak Nisa ngerti kok, jadi pengen cepet-cepet ke “waktu yang ditentukan itu” Nisa gak sabar hehehe. yasudah Nisa siapkan keperluan Mamak dulu ya, Mamak mau dMamakatkan apa, teh manis anget atau teh biasa aja?”
Seperti biasa saja Nis.” Senyum Mamak pada Nisa.
***

Saturday, December 7, 2013

Wait

Sudah lebih dari 2 jam di stasiun itu Kiran tetap setia menunggu kekasihnya untuk menjemputnya. Sungguh Kiran sebenarnya sudah lama menyadari bahwa suaminya telah lama tak akan kembali ke stasiun itu untuk menjemputnya. Tapi ia hanya tak ingin menghilangkan kenangan yang baru saja ia alami bersama suaminya, meskipun dia tau hanya orang bodoh saja yang mau menunggu orang yang sudah mati untuk sekedar menjemputnya.

November "Bulan Cinta"

Senin. 18 November 2013
Ada suatu acara disebuah social media (cuma lupa siapa yang buat acaranya) dimana lomba ini adalah lomba kepenulisan dengan tema “Lovember”. Kali ini saya posting bukan untuk ikut lomba “Lovember”, Cuma kata “Lovember” ini jadi inspirasi buat saya, kenapa? Karena 2 orang sahabat dari orang-orang terbaik di sisiku (Alhamdulillah) sudah dikhitbah oleh laki-laki terbaik pilihan Allah yang Allah kirim untuk jadi imam mereka.
Dua orang sahabat ini dari lingkungan yang berbeda, yang satu sahabat kuliah, yang satu sahabat tapi udah saya anggap kakak perempuanku di kantor.
  1. Rika Fitri
Perempuan yang satu ini, saya mengenalnya sejak bangku kuliah di semester satu. Saat itu kami memang sekelas tapi kami tidak satu praktikum. Aku mengenalnya lewat salah-satu-teman-baikku si “Teteh” yang justru aku kenal jauh hari sebelum aku mengenal Rika. Aku mulai dekat dengan Rika ketika aku, Rika, dan Teteh satu kuliah dan satu praktikum dan itu ada di semester tiga. Oh iya saat semester tiga, kami gag Cuma bertiga, dua orang tambahan temanku Lia dan Suci. Sekilas tentang semester tiga ini, kita gag pernah yang namanya gag foto, entah lagi kuliah atau aktivitas yang lainnya. Zaman kuliah, Rika ini paling “doyan” banget ngacak-ngacak” kamar kostan. Kalau dia lagi main ke kostan, pasti deh seprai kasur enggak pernah lepas dari kata “acak-acakan”. Rika ini suka banget sama pink. Sama halnya seperti aku dan Teteh, bedanya Rika ini justru phobia sama kucing (hihihihi). Diantara kita, Rika ini paling jago banget masak, pinter urus rumah tangga. Orangnya alim, rajin shalatnya, bacaan Al-Qur’an nya pun insyaAllah fasih. Dia ini sahabat baikku, meski sekarang tidak bareng-bareng lagi, kita masih suka ketemu.
Ayah” Edrian, pria ini dikenal Rika sejak beberapa tahun yang lalu, tepatnya lupa. Ed (begitu panggilannya) ini pria rantauan dari pulau seberang. Edrian adalah siswa dari jurusan kelapa sawit. Rika dan Ed ini mulai kenal sejak mereka dikenalkan oleh “Bunda IIn’. Bermula dari temenan, hingga mereka jadian. Mereka sempat mengalami yang namanya LDR banget. Ya secara Rika di Bogor Ed ini di Kalimantan. Salut sama hubungannya mereka, ukuran jarak LDR mereka itu jauh banget loh, Kalimantan yang ditempatin Edrian ini bukan Kalimantan kota. Jarak antara plantnya dengan kota Pontianak aja delapan jam, jauh lebih deket ke Malaysia.
Jarak yang jauh itu bukan jadi penghalang mereka, justru mereka bisa bertahan sampai sejauh ini. Bukan berarti hubungan mereka ini tanpa tanpa cekcok. Pinternya mereka yang bisa jaga cekcok nya itu yang bikin bertahan. Tak jarang Ed ini harus berapa puluh kali menghubungi Rika ketika mereka lagi berantem, prinsip Ed yang jika ada masalah harus langsung selesai. Perjuangan Ed yang sampai-sampai dia harus datang ke Bogor hari Sabtu dan Minggu pulang lagi. Itu dia lakuin pas dia dapet “tantangan” dari Rika kalau dia saying atau apa gitu. Dan itu terealisasi men, *tepuk tangan*, aku aja belum pernah pun sampe sebegitunya T__T. Sampai tiba saatnya tanggal 16 November kemarin, Rika resmi dikhitbah….. Subhanallah selamat ya saying… doain aku juga :*



25 November 2013,
  1. Liesyati
Hahahaha jarak menulis yang lama ya dari tulisan satu ke tulisan yang lain, tujuh hari padahal masih dalam satu tema. Lanjut ya, iya. Nah kalo sahabat yang satu lagi, perempuan Miss Iseng ini baru aja dikenal sejak tahun satu tahun yang lalu. Eceu begitu nama panggilannya, adalah atasan saya langsung.
Eceu ini seumuran sama si aa, berasa banget punya kakak cewe kalau lagi ada di kantor. Eceu ini perempuan yang baik *yaiyalah kalo gak baik dia di rumah sakit, hihihi*, namun kadang terlalu takut untuk diperlakukan dengan terlalu baik oleh orang-orang, bukan karena apa-apa selain hanya takut tidak bisa berbuat baik kembali atau mengecewakan. Dia perempuan yang cantik *yakali kalo ganteng mah dia laki*, anggun, manis, tapi dibalik keanggunannya itu dia tomboy abis, super iseng, ya dan w adalah korban keisengannya setiap hari T_T. Sang primadona A**t*r**I (bhahaha) dengan suara cemprengnya yang khas, sang perusuh, dan si Miss Upil.
Soal jadi bawahannya? Jangan ditanya lagi, kita kudu tahan sama suaranya yang bawel (hehehe), apalagi kalo udah mendekati closing. Namun dibalik kebawelannya itu, dia pemimpin yang pandai, pandai membawahi anak buahnya, pandai merapihkan kerjaannya, pandai mengobrak-abrik masa lalu kerjaan, juga pandai membohongi akuu T__T.
Mas Emben, Mas Piter, atau siapalah dia punya nama (hehehe), sosok pria inilah yang akhirnya membuat saya mengucapkan Alhamdulillah dan mungkin saat itu kalo tidak tahu malu loncat-loncat kegirangan karena syok ketika tau mas-mas yang satu ini ngelamar ‘kakak perempuan’ ku ini. Bagaimana tidak dibuat syok, ini loh yang ditunggu-tunggu semenjak awal Eceu cerita. Hampir tiap kali cerita aku, mba suci, madam, mama maria dibuat gregetan sama mas-mas ini karena gregetan enggak ngelamar-lamar Eceu.
Tapi syukur Alhamdulillah, sehari setelah Rika dilamar, Eceu dilamar, Barakallahu Eceuu, semoga langgeng sampai maut memisahkan kalian,, doain aku juga yaaa…




Saturday, November 23, 2013

Surat Cinta? Untuk Kata-Kata yang Tak Pernah Terungkap

Di Tepi Kota Ini,
Tepat pukul 2.21 WIB
Masih bersama dengan hembusan angin dini hari yang siap menghantarkan salam rinduku buat kamu.^^

Dear kamu,

Hay, bagaimana dengan kabarmu?
Semoga engkau selalu dalam keadaan baik seperti apa yang kuharapkan dalam tiap munajat ku. Aku tak perlu peduli dengan kamu akan bertanya padaku atau tidak, sekedar untuk menanyakan apakah aku masih dalam keadaan baik-baik saja.

Lalu, bagaimana dengan keadaan mu? Ini tak sama hal nya dengan pertanyaan yang aku ajukan sebelumnya, tapi ini lebih kepada jiwamu haeeee pria yang masih kuharapkan. Bagaimana dengan perasaanmu sekarang? Aku tak pernah tau soal ini sejak 7 tahun silam. Aku tak pernah tau lagi bagaimana kamu memanjakan hatimu saat engkau dalam keadaan yang bergejolak. Aku tak pernah tau lagi bagaimana kamu memanjakan hatimu saat engkau terjun dalam keadaan yang membuat engkau membutuhkan sebuah bahu. Aku dan sederet pertanyaan yang tak akan pernah ku tau lagi jawabannya.

Kau tau bagaimana rasanya memendam perasaan pada suatu jiwa? Aku bingung sendiri pun harus bagaimana T_T. 7 tahun aku biarkan saja perasaan ini. Jangan kau tanya "apa aku tak bosan masih saja mengharap pada perasaan yang sebenarnya tidak akan pernah membuatku merasa nyata." Aku tau kau tak akan bertanya soal itu, apa pedulimu.

Aku ingin kamu tau, ada rasa yang tak pernah hilang sejak saat itu. Sejak saat dimana aku tak ingin memulai perasaan ini. Ada khayalan-khayalan gila yang kubuat yang justru itu adalah boomerang buatku sendiri.

Lelah? Tapi itu adalah lelahku sendiri. Kau mungkin tak akan pernah tau bagaimana lelahnya aku menunggumu sejak bertahun-tahun lamanya, hingga setiaku masih ada sampai saat ini.

Aku ingin kamu tau, tapi aku takut karena kamu tau kamu justru kamu hilang dari peredaranku.

Aku tak akan memaksa diriku sendiri untuk melepas rasa ini hingga rasa itu sendiri yang meninggalkanku.

Kuharap engkau selalu dalam keadaan terbaik seperti dalam munajat ku, cinta^^.


Salam,


Aku^^…



Monday, November 18, 2013

Pecahkan saja celengannya



Pecahkan saja celengannya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba ditembok keraton putih...

Loh kak jadi berpuisi toh? Hehehee

Ehmm.. ini celengan didapat tanggal 16 Juni 2013 (baru beberapa bulan ya ternyata, :D).
Tapi celengan ini spesial, soalnya celengan ini didapat waktu reuni SMA dan waktu itu tepat hari ulang tahun nya si.. ah sudahlah..

Loh kok bisa, gue dapet celengan?
Ini gue dapet pas acara tukeran kado.
Oh iya, reuni ini acaranya berlangsung tanggal 15 - 16 Juni 2013. Tempat nya di daerah yg semilir sadonyo anginnya, Anyerr..

Tepat hari tgl 16 itu pukul 12 siang, kita mulai acara tukeran kadonya, setelah sehari sebelumnya kado itu dikumpulin semua di panitia.

Setelah kocok dikocok dannnn tarrraaaa....
Gue pun dapet celengan, ahahaha ngasih celengan dapet celengan, hihihi.
Waktu pas kita bukain kado bareng - batemg disana, ada beberapa dari temen yang emang udah sial kali ya, :D dia dapet sabun hotel beserta penutup kepala :D, dan ada lagi yg dapet buku kwitansi. Yang ngenes si yang dapet sabun, padahal anjuran panitia hara kado itu minimal 5ribu - 10 ribu.

Balik lagi ke celengan.
Setelah dapet celengannya, langsung aja celengan itu w isi sama uang receh. Dan yang sebenar nya jadi inspirasi buat nulisnya adalah...

Celengannya ini udah penuh, bingung mau dipecahin atau enggak. Kalo dipecahin sayang sama kenangan nya, tapi kalo enggak mau sama uangnya, sayang soalnya :(.

Jadi baiknya???


Sunday, November 17, 2013

Abstrak, tanpa ide, tanpa ada yang pasti

-Di hari Kamis Pagi-
Kringg..
"Halo selamat siang bisa bicara dengan ma Nur?"
"Iya saya sendiri"
"Mba, saya dari PT. . . . mengundang mba untuk wawancara di perusahaan kami esok hari jam 9 bisa?"
"Iya Pak, InsyaAllah saya akan hadir sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan"

-Di Jum'at Mubarak"
Jam 5 pagi ayah sudah memanaskan motornya untuk mengantarkan saya interview di tempat yang-kemarin-sudah-telepon-saya. Tempatnya di Jakarta Pusat di Jl. MH. Thamrin. Berhubung tidak tahu tempat nya dimana, jam 5 1/4 ayah dan saya kemudian menghadang dinginnya udara pagi yang letih. Sepi dan hanya beberapa saja kendaraan yang ada. 

"Dih, masih jam 6 aja"
Itu ocehan saya ketika motor saya sudah nyampe Sudirman. 
"Pak, punten tau alamat ini?" Tanya saya pada tukang ojek sambil menyodorkan alamat si perusahaan-yang-kemarin-telepon.
"Oh...Bapak tinggal lurus aja nanti pas udah lewat bunderan bapak belok kiri, tempatnya gak jauh dari sana pak".
"Makasih ya Pak".

Yaaa, dan benar gak jauh dari bunderan HI tempatnya. Kemudian saya pun turun dari motor dan salim ke ayah sekalian minta doa dan restunya *berasa mau ijab qabul* heheh aamiin. Saya pun kemudian jalan melewati jembatan penyeberangan, secara tempatnya ada disebelan kanan saya. 

Tepat pukul 7 saya udah nyampe. "MasyaAllah, homagah masih jam segini", gumam saya dalam hati. Yakali janjian jam 9 jam 7 udah nyampe -_-.

November, serangkaian dari bulan-bulan yang berakhiran -ber yang berarti musim hujan pun yang sekiranya mengisi cuaca saat ini. Semilir angin dan dinginnya udara membuat saya merasa "brrrr" saat ini. Jakarta yang saya temui pagi ini beda, jauh dari kata panas, sejuukk. 

Sesampainya di ujung jembatan, entah kenapa tiba-tiba berasa jadi melow -_-, mungkin karena efek udaranya juga kali ya ya, hehehe. Saya tidak saja langsung masuk ke dalam gedung, sengaja duduk di bangku yang sudah disediakan di depan gedung itu.

Abstrak, pikiran pun langsung melalang buana bersama angin yang terus menghampar. Tak peduli dengan orang-orang yang lalu lalang.

Aku terbawa dalam angan-angan yang entah kapan tau angan-angan ini hilang.
Aku masih saja setia untuk membayang-bayangimu dalam hari-hariku.
Masih saja untuk tetap membayangimu menjadi milik ku. Jangan pernah kau tanya apa aku tak cukup lelah setelah 7 tahun lamanya aku masih saja bertahan untuk perasaan yang tak pernah membuatku nyata?.

Apa kau tak pernah pikir, setelah aku tahu kau itu teman dekat dari sepupuku lantas membuatku makin jauh ke dalam perasaan ini.

Apa kau tahu, setelah pertemuan di reuni itu dengan obrolan yang sangat singkat lantas buat aku makin lebih jauh berkhayal.

=====================================

Dan gak kerasa udah jam 8, akhirnya aku memasuki gedung itu dan aku berusaha lagi untuk memulai karir ku di bagian akunting.




Monday, October 28, 2013

Jamban Blogger, Seutas Tali Persaudaraan

Entah gimana caranya dan gak pernah kepikiran, w yang gaptek dengan segala aktivitas sosial media bisa ikut gabung di komunitas ini. Dari zaman kuliah udah ada niatan buat bikin blog, emang dasar malas karena udah gag bisa dan gag ngerti gimana cara makenya, akhirnya ditinggalkan gitu aja. Pun ketika masuk ke dunia kerja, karena ketauan suka nulis-nulis di kertas bekas yang gag kepake, kakak senior disana nyaranin buat bikin blog aja jadi biar bisa dipublikasikan, ya tapi tetep gag bikin blog dengan alasan yang sama.

Sampe akhirnya suatu ketika dipertemukan dengan salah satu anggota komunitas JB di grup wa nya Klub Buku Indonesia yang katanya dia punya nama Tiwi. Nah perempuan inilah yang ngompor-ngomporin buat ikutan komunitas ini. Dia ngasih tau caranya gimana bisa gabung dan salah satunya ya punya blog (ya iyalah komunitas blog gag punya blog, piyee,, mhahahaha). 

Nah dari situlah akhirnya "makasain buat bikin blog". Gimanapun caranya, mau ngerti kek, gag ngerti kek, mau bisa kek, gag bisa kek, sabodo amat yang penting jadi dulu tuh blog, urusan untuk isi nya blog bisa sambil berjalan, hehhehe. Nah pas udah bisa, kontak lagi deh tuh si ntiw biar bisa ikutan di JB. Dan,,,,,Jreng jreng, ikut juga deh akhirnya, hihihi. Homagahnya pas udah gabung, mereka asik, nyeplas, nyeplos, bawel, yang puitis, yang kadang muncul, kadang enggak, semuanya ada. Sampe akhirnya untuk pertama kalinya ikutan mereka kopdar di FX Sudirman. 

Sejauh ini mereka asik, selalu bikin nunggu chat-chat nya mereka apalagi di masa pengangguran gini XD. Jamban udah unik, buat w memperpanjang lagi tali persaudaraan. Mengenal orang, mengenal lagi dunia luar yang dari mulai kerja udah gag pernah kayak gini. Mungkin cuma seutas tali, tapi persaudaraan ini gag cuma seutas :D





*Ditulis dihari Kamis tertanggal 24 Oktober 2013, pukul 1/2 11 malam.
*Dipostkan hari Senin tertanggal 28 Oktober 2013, dini hari - lepas waktu shubuh. :D

Wednesday, October 23, 2013

Balada Toga Sang Mahasiswa :D



Ehmmm,,, hehhe jadi ngikik duluan kalo inget dulu gimana perjuangan mau dapet gelar yang  A.Md, padahal ya cyiinn itu gelar belom jadi sarjana, terus gimana kalo nanti mau ambil master atau dokter atau juga profesor, hihi aamiin :D . Kalo boleh dikata A.Md itu selain punya singkatan yang katanya Ahli Madya, si gelar ini juga punya singkatan lain yaitu Ahli Manipulasi data (mhahahaha),tapi emang bener si kenyataannya pada saat udah kerja, hehehehe  :D. 

Tiap mahasiswa yang udah tingkat akhir pasti bakalan ngalamin nih yang namanya kayak gini. Semua perasaaan bakalan jadi campur aduk ketika kalian udah sampe tahap ini. Urusan pacar, orang tua, makan, hiburan bahkan terganggu karena hama ini. :D

Gegara dapat celotehan seorang temen yang ngeluh di Bab 1 dia udah di protes sana - sini sama dosennya, jadi teringat waktu dulu gimana setengah matinya ngerjain tu tugas akhir. Bahkan gag cuma pada saat ngerjain tugas akhir nya aja yang bikin eiyke menderita nangis bombay, dari tempat pencarian PKL, nyusun TA,  seminar sampe ujian pun bikin eiyke mau mati berdiri rasanya T_T. 

Okeh, berawal dari tempat nyari PKL. Awal mula aye janjian sama temen se geng (ehm kira - kira ber 7 orang ) aye itu mau 1 tempat PKL. Awal mula cari bareng tapi nyatanya mereka 1 per 1 udah pada ninggalin aye ke tempat PKL mereka masing - masing, bahkan diantara beberapa dari mereka, mereka menyerap orang baru bergabung sama mereka. Nah tinggal aye dan 1 temen aye (yg emang sebenenya dari awal kuliah bukan temen se geng) yang belum dapet. Dari awal nyari PKL emang udah apes rasanya, udah dari Bogor - Cibinong - sampe ke Jakarta Utara belum aja ada yang tertarik sama aye dan temen aye yang 1. Sampe akhirnya waktu buat cari tempat PKL itu 1 minggu lagi. Seharian di kala itu (entah waktunya kapan) kita berdua bener - bener muterin Bogor buat nyari tempat PKL, tapi sampe sore hari kita berdua belum aja dapet, dan karena udah betenya kita nekat jalan dari stasiun Bogor sampe kostan di Padjajaran yang entah berapa tempuh itu jarak. Esok harinya kita gag nyerah sampe sini, kita tetep nyari yang daerah Bogor, karena gimanapun juga nyari tempat PKL sendiri itu lebih menyenangkan daripada tempat PKL yang dicariin sama dosen. Alhamdulillah, pun akhirnya ada juga yang mau terima tenaga kuli kita, hehhehe. 

Yang kedua, ini si emang yang paling menyebalkan, ngurusin TA yang dari awal sampe akhir yang betul - betul perjuangan bingiiitttsss. Dimulai dari dosen pembimbing yang susah banget buat diajak ketemuan, yang sms sesekali di bales, telpon gag pernah di angkat, yang tiap kali bimbingan  musti ke depok, yang baru telat 1 kali dan itu telat 5 menit udah ngilang entah kemana, yang sengaja datang lebih awal tetep gag dilayanin,  bahkan sampe ngeluarin 20.000 buat nyari rumahnya di daerah Depok yang kita gag pernah tau yang ujung - ujung nya gag ketemu T_T. Oh iya, yang ujian sama dosen ini 8 orang, w dan 7 orang lainnya, cuman yang deket ber 4 yaitu w, feby, anung, dan ashri.  

Ini ujian berawal dari penentuan judul sampai ke bab 3 yang telah disetujui. Waktu itu boleh lah ya bersyukur karena sejauh ini gag ada revisi sama TA nya. Tapi menjelang 2 minggu lagi mau seminar, tiba - tiba Bab 2 w harus diganti semua gegara dia baru inget ternyata w PKL di pemerintahan Itu kejadian di hari Rabu, emang gag tau kenapa hari itu dan  beberapa hari kedepannya pun sial juga. Sebelum berangkat ke Depok, w sengaja makan dulu di kantin deket kostan pukul 10 pagi, waktu itu janjian sama dosen 1/2 1. W sama Anung sengaja pergi duluan ke Depok buat ngejegat tu dosen biar gag kemana - mana, sampe kita naik kereta Pakuan yang tarif nya 11ribu dan cuma naik sampe Stasiun Depok. Setibanya kita disana, Alhamdulillah nya tu dosen ada, sampe akhirnya pukul 3 sore dan ultimatum buat ganti bab 2 pun terjadi, dan harus udah balik lagi di hari Jum'at.

Waktu disuruh ganti bab 2 itu belum ngedown amat si yaks, sampe akhirnya tiba di kostan malam hari dan langsung cus ke warnet buat cari bahan untuk bab 2 dan begitulah akhirnya sampe hari Jum'at jam 8. Kemudian siap - siaplah w ber 4 ini buat balik lagi ke UNJ dan sengaja buat sarapan dulu, dan baru sadar ternyata selama Kamis nyusun TA itu w gag makan, hehehe. Nah ini, sesampainya di UNJ, sepeti biasa kita nunggu giliran buat bimbingan, kala itu nambah mahasiwa bimbingan nya dari UNJ. W sengaja ngasih temen2 dulu buat bimbingan karena dipikir -  pikir mereka cuma hanya sekedar revisi aja sedangkan lia dari awal lagi. Tapi ketika Magrib pun tiba dan giliran saat nya Lia bimbingan dengan seenaknya dia bilang "Lia, kamu besok aja ya hari Sabtu balik lagi, Ibu udah mau pulang, udah malem". W sempet protes gimana pun juga seenggaknya kalopun gag mau diperiksa liat dulu lah yang udah dibuat. Sampe akhirnya kita bikin kesepakatan kita buat solat dulu. Nah waktu itu, berhubung Asri gag solat, sengaja dia kita suruh jaga itu dosen biar gag pulang. Tapi nyatanya setelah selesai solat dan Asri nyamperin kita dan dia bilang "Lia, Ibunya udah pulang". Gag peduli mau dibilang apa sama anak-anak UNJ, w langsung nangis di pinggiran Masjid, entah itu kemana rasa malu, habis sedihnya udah gag bisa di bendung lagi T_T.


Nah perjalanan akhir, seminar dan sidang. Waktu liat di jadwal seminar, kita ini kebagian di minggu - minggu pertama, kita udah siap - siap buat menjelang seminar, nah kecewanya ternyata si ibu ini gag bisa di minggu awal, dia cuma bisa di minggu akhir, okelah untuk kali ini kita maklumi. Nah pas giliran sidang, kita juga kebagian di minggu awal. Waktu itu si sebenernya agak rancu, karena yang kita tau, Ibu kita ini gag bisa untuk sidang di awal - awal. Tapi karena gag ada pemberitahuan lagi, siap - siaplah kita ber 4 ini. Waktu itu udah belajar segiat - giatnya buat sidang, sampe akhirnya kita tau kalo sidang kita ini di undur sampe 2 hari menjelang terakhir jadwal sidang. Itu udah bener - bener puncak nya kecewa banget, udah males lagi yang namanya belajar buat sidang. Waktu itu, saking kecewa dan udah malesnya ngadepin hal kayak gini, Lia nekat minta anterin temen buat naik ke atas hanya sekedar cuma mau tau sampe mana angkot yang arah Puncak ini. Hingga akhirnya menjelang besok sidang, Lia bukannya belajar malah main sampe jam 11 malem jalan - jalan ke sekeliling Bogor karena udah bete nya sama sidang. Wkakak :D.


Tapi, bagaimana pun juga, semua kejadian tadi itu cuma hanya mewaranai sejarah hidup kita. Penyusunan TA yang mulus - mulus sedari awal gag ada warnanya, hidupnya flat, gag ngerasain yang namanya bener - bener perjuangan. Kejadian kayak gini juga bisa digunakan buat menyemangati temen - temen kita juga. 

Semangat deh buat yang ngalamin siksaaan tugas akhir. Semua kejadian itu, bakalan jadi cerita yang indah kala kita tua nanti. Bercerita dan tertawa di kala senja hari sambil menikmati manisnya secangkir teh, sampe akhirnya kita menyemangati  anak - cucu kalo mereka mau TA juga. . :D



Wednesday, October 9, 2013

test

Ini kami bertiga. Dari kecil kita kenal, sampai sebesar ini.