Keadaan
langit kala fajar itu sepi, langit masih dalam keadaan gelapnya,
embun masih setia menemani daunnya, suara kokok ayam membangunkan
penduduk sambil bersahut-sahutan dengan suara seseorang yang sedang
melantukan ayat-ayat suci Al-Qur'an dari pojok surau itu. Orang-orang
di desa itu masih enggan untuk keluar dari peraduannya, udara masih
dingin. Tapi disalah satu rumah penduduk di desa tersebut, seorang
wanita dan anaknya yang masih belia sudah asik berisik. Kala itu jam
masih menunjukkan pukul 3.00 WIB.
“Mamak
jadi berangkat?”
“Jadi
sayang.”
“Mamak
yakin? Mamak masih kurang sehat, kata Pak Muis Mamak masih belum
boleh kerja terlalu capek, nanti Mamak tambah sakit.”
“Iya
Nisa, Mamak tau kok, tapi Mamak enggak betah diem mulu di rumah,
bosen.”
“Biar
Nisa saja ya yang menggantikan Mamak.”
“Tidak
perlu, kamu itu besok masih harus sekolah, apa tugasmu sudah
dikerjakan?”
“kebetulan
besok gak ada tugas kok, ulangan pun tidak ada, atau Nisa ikut
nemenin Mamak saja ya.” Ajak Nisa pada Mamaknya.
“Hmm.
. . ndak perlu lah, kamu ndak boleh terlalu capek, tugasmu saat ini
adalah belajar, kalaupun kamu ingin bantu Mamak, kamu cukup bantu
jaga toko dan beres-beres rumah. Belajar yang rajin, raih prestasi
terbaikmu. Mamak gak memaksa kamu harus juara kelas asal kamu sudah
lakukan yang terbaik, itu sudah cukup buat Mamak. Akan ada saatnya
nanti kamu bisa ikut Mamak mengajar di sekolah itu, ngerti Nis?”
“Iya
mak Nisa ngerti kok, jadi pengen cepet-cepet ke “waktu yang
ditentukan itu” Nisa gak sabar hehehe. yasudah Nisa siapkan
keperluan Mamak dulu ya, Mamak mau dMamakatkan apa, teh manis anget
atau teh biasa aja?”
“Seperti
biasa saja Nis.” Senyum Mamak pada Nisa.
***
Nisa harus sabar ya :)
ReplyDeleteiyyaaa
ReplyDelete