Sunday, May 15, 2016

Setrong Terus, Bu!


Setrong terus, Bu. Jangan pernah mau kalah sama kenangan-kenangan yang sudah sekian lamanya mengikis hari, pikiran, dan tenagamu. Sebab kenangan juga tak pernah mau berbuat dan memperlakukanmu seperti saat ini.

Setrong terus, Bu. Jangan lagi berbicara hal-hal yang tak ingin aku dengar kata-katanya lalu aku membiarkan tak peduliku pada bicaramu. Sebab bicara-bicara itu membuatku takut.

Setrong terus, Bu. Sebab aku masih anak perempuan kecilmu yang masih ingin kolokan, yang masih ingin dikeloni, yang masih ingin disisiri, yang masih ingin dikepang rambutnya, yang masih ingin disuapi, yang masih ingin dibuatkan segelas susu hangat sebelum tidur, yang masih ingin dibuatkan teh hangat sebelum berangkat kerja, yang masih ingin dikhawatiri kepulangannya yang belum datang, yang masih ingin tidak diizinkan pergi, yang masih ingin dicium keningnya ketika lelah dan beberapa lebam yang-sekarang-seringkali-datang-dan-tak-tahu-datangnya-darimana hadir ditubuhku

Setrong terus, Bu. Aku masih belum bisa memenuhi lelaki permintaanmu. .

Seteong terus, Bu. Aku masih ingin memelukmu lebih lama