Monday, July 29, 2019

Pasar Kuna Lereng Desa Petir: Sensasi Belanja ”Zaman Old” dan Minim Plastik.

Gambar oleh saya sendiri ^^

Jika kalian sedang berkunjung ke Purwokerto, atau kalian yang suka naik Gunung Slamet, ketika sudah turun, jangan lupa mampir dulu yuk ke Pasar Kuna Lereng Desa Petir. Kalau kalian berkunjung ke sini, kalian bakalan ngerasain sensasi belanja zaman dahulu loh. Selain itu, pasar ini termasuk pasar yang minim plastik, karena sebagian besar penjualnya menggunakan daun pisang dan batok kelapa atau bambu sebagai wadah makanan atau minuman yang kita beli, walaupun ada beberapa penjual yang menggunakan plastik untuk makanan yang dibawa pulang, tapi tidak semua loh ya.

Berbicara pasar, kalian jangan ngebayangin Pasar Kuna Lereng ini seperti pasar tradisional yang menjual kebutuhan sehari-sehari ya. Pasar iniseperti pasar dadakan dan sebagai salah satu tempat wisata, makanya bukanya hanya di hari Minggu dan itu dari pagi dan sampai siang aja. Kalau ke sini pun jangan terlalu siang ya, banyak yang sudah habis.

Oh iya, Pasar Kuna Lereng ini berada di kawasan Grumbul Kedung Ngenge, Desa Petir RT 1 RW 4, Kec Kalibagor, Kab Banyumas (TribunJateng). Kalian bisa bawa kendaraan sendiri atau naik ojek online. Nah yang bawa kendaraan disediakan tempat parkir juga loh oleh warga sekitar. Sebelum parkir, kalian bakalan dikasih karcis parkir dan diarahkan untuk memarkirkan kendaraan kalian.

Apasih yang menarik dari pasar ini sehingga harus kita masukkan ke daftar tempat yang harus kita kunjungi ketika di Purwokerto. Yuk kita kulik satu-satu dengan ke sok tahuan saya, hehehe.

Gambar oleh aku juga hi
1. Tidak ada Rupiah dalam Transaksi 
Nah loh, kalau gak ada rupiah, kita bayar belanja pakai apa dong? Disini rupiah hanya berlaku ketika kalian masuk saja. Tidak jauh dari pintu masuk, kalian akan menemukan sebuah bilik yang menyediakan kepeng sebagai alat pembayaran. Kepeng ini terbuat dari batok kelapa dan bulat. Satu kepeng dihargai Rp. 2.000 (Dua Ribu Rupiah). Kalian tinggal menukarkan uang rupiah kalian menjadi kepeng. Kalian gak perlu khawatir ketika kepeng kalian gak habis ya, kepeng ini bisa ditukar kembali dengan uang rupiah kalau kalian memang sudah ingin pulang dan sudah tidak ada transaksi lagi. Jadi gak perlu takut kalau kepeng kalian masih ada sisa.

Nah iniloh "uang" yang berlaku. Gambar oleh akupun.

2.  Para Penjaja yang Berseragam.
Para penjual di sini mengenakan kebaya. Panitianya menyeragamkan yang berjualan di sini menggunakan baju khas jawa. Yang perempuan menggunakan kebaya, dan yang lelaki menggunakan blankon. Nah mungkin ini salah satunya yang membuat sensasi oldnya kalik ya. Sekarang kan jarang ya yang penjualnya di pasar menggunakan baju khas jawa.

Nah ini bajunya, kalau yang laki-laki pakai blankon. Gambar aku yang ambil loh.

3.  Pasar yang Minim Plastik.
Satu hal lagi yang menarik untuk saya di pasar ini selain kepeng adalah minimnya plastik di pasar ini. Wadah yang digunakan untuk makanan dan minuman yang kita beli hampir semuanya terbuat dari batok kelapa ataupun menggunakan daun pisang, beberapa ada yang menggunakan anyaman (kalau makanan berat) dan juga wadah yang terbuat dari kaleng yang sekarang juga lagi banyak yang menggunakan. Ini terbukti dengan banyaknya sampah daun gaeys wkwkwkw. 

4. Bunyi “Kentongan” Setiap Satu Jam Sekali.
Setiap satu jam sekali, para penjual diinstruksikan oleh salah satu panitia dari panggung untuk memukul klentongan beberapa saat. Lalu apasih fungsinya? Katanya sih untuk membangkitkan semangat para penjual.

5. Suasana Mewah “Mepet Sawah”.
Tempat duduk pengunjung di pasar ini dibuat dari bambu yang memanjang. Kalau yang beruntung, kalian bisa duduk menghadap sawah. Enak bukan, sembari minum kopi, ditemani cenil atau getuk, dan mendoang lalu memandang sawah dan termenung (loh) hahaha.
Enakkan minum kopi sambil begini? hihi.. Gambar oleh aku karena itu kopi aku yang beli:( 

6. Jajanan yang Jawa Banget
Ya opo sih jajanan jawa itu? Jajanan yang tersedia di pasar ini ya gak jauh-jauh dari cendol, cenil, getuk, dan sego pecel, ya walaupun ada banyak lagi variasi lainnya, misalnya serabi. Berhubung tadi sudah agak siang ke sini, jadi jajanansudah banyak yang habis. Ada tiga tempat yang membuat saya penasaran dan akhirnya beli jajanan mereka; Gelas Batok, Kopi Ceblak, dan Cenillll kesukaan akooohhhh.




Kerajinan ini adalah satu dari beberapa penjual yang saya antusias banget mau beli barangnya.


Ini Kopi Ceblak dan Wedang Uwuh

7. Hiburan Tradisional
Hiburan di sini diisi oleh satu kelompok orang yang memainkan music tradisional, terkadang mereka juga menawarkan ke pengunjung untuk ikut nyanyi. Satu hal lagi rindu saya pada ayah muncul hari ini karena mereka nyanyi Banyumasan gaeys… .

Nah sekian ulasan saya untuk Pasar Kuna Lereng yang sangat jauh dari kata bagus, karena selain ngantuk dan juga tadi hanya sebentar saja T_T jadi gak banyak tahu.