Aku
terlahir sebagai wanita dari rahim seorang ibu yang bekerja sebagai
petani. Namun, aku tak pernah melihatnya semenjak aku membuka mataku
di dunia ini. Ayah hanya bercerita jikalau ibu sudah ada pada
tempatnya yang layak. Ibu pergi karena ketika melahirkanku keadaan
ibuku sudah lemah dan air ketuban yang melindungiku sudah pecah.
Dari
sana aku bercita-cita untuk menjadi bidan. Aku bertekad sebisa
mungkin aku menyelamatkan para ibu hamil, ibu melahirkan juga
bayi-bayi. Aku hanya tak ingin bayi-bayi yang telah datang kedunia
ini tak tahu bagaimana rupa ibu yang sudah berjuang jutaan detik
memeliharanya dalam “bejana” itu.
Usiaku
sudah menginjak 25 tahun. Aku telah menjadi seperti apa yang aku
cita-citakan. Aku telah menjadi bidan. Setelah menjadi bidan, aku
kembali ke kampungku dan ingin berbakti disana. Aku menjadi bidan di
sebuah puskesmas, dan setiap sebulan sekali aku ditugaskan untuk
mengontrol posyandu disana. Tak melupakan cita-citaku dahulu, aku
sering berbagi informasi seputar ibu hamil, ibu menyusui, juga
balita. Awalnya aku hanya membentuk sekolompok kecil untuk
berdiskusi, hingga suatu saat ada seorang ibu yang mengusulkan kenapa
aku tak berbagi informasi ini di balai desa, jadi semua orang bisa
tau.
***
Ini
minggu pertamaku mengisi diskusi di balai desa. Aku memulai diskusi
pertamaku dengan tema “air ketuban”. Tema ini diusul oleh seorang
bapak-bapak yang anaknya tak bisa diselamatkan karena air ketuban
sang istri sudah pecah sebelum bayinya lahir.
“Assalammualaikum
semuanya.” Ucap
salamku untuk membuka diskusi ini
“Waalikumsalam,
bu bidan.” Jawab
ibu-ibu di balai desa.
“Okeh,
kita langsung saja mulai diskusinya ya, sesuai yang sudah dijanjikan,
hari ini saya mau cerita tentang air ketuban. Oh iya, sebelum
berlanjut, saya mau tanya dulu sama ibu-ibu nih, apa sih yang ibu
tahu tentang air ketuban, ada yang bisa mewakilkan untuk
menjelaskan?.”
Tanya ku pada ibu-ibu yang berdiskusi.
“Yang
saya tahu ya bu, air ketuban itu air yang ada di dalam rahim kita.”
Jawab Ibu
Surtinah yang sedang ikut berdiskusi.
“Baiklah,
saya akan jelaskan tentang air ketuban ini. Pertama kita mulai dari
pengertian air ketuban itu sendiri. Apa sih sebenernya air ketuban
itu? Air ketuban atau yang bisa disebut dengan cairan amnion adalah
cairan
yang terdapat dalam ruangan yang diliputi selaput janin. Nah ruangan
inilah yang disebut kantung ketuban. Cairannya ini berwarna keruh.
Cairan ketuban mulai mengisi kantung ketuban, sekitar dua minggu
setelah pembuahan. Awalnya hanyalah air, namun stelah 12 minggu
kehamilan, cairan penuh dengan kandungan zat gizi seperti
karbohidarat dan protein. Saat bayi
tumbuh, cairan ketuban juga meningkat dan mencapai tingkat maksimum,
terjadi pada sekitar 39 minggu kehamilan. Seorang wanita hamil,
membawa hampir dua liter cairan ketuban. Sepanjang kehamilan, bayi
akan menelan cairan ketuban, dan akan mengeluarkannya kembali sebagai
urine. Cairan ketuban, juga dihirup oleh bayi
untuk membantu paru-parunya tumbuh berkembang. Karena mengandung
sel-sel janin, cairan ketuban dapat diambil sebagai sampel untuk
mengetahui kondisi medis janin, termasuk kemungkinan adanya down
sindrom. Prosedur pemeriksaan air ketuban ini disebut sebagai
amniosentesis. “
Aku menghela napas, bagian pertama untuk diskusiku kali ini usai.
“Nah
selanjutnya, saya mau cerita tentang manfaat dari si air ketuban ini
bagi bayi. Ada yang tau apa manfaatnya?.”
Pembahasan keduapun aku mulai dengan sebuah pertanyaan kembali.
“Air
ketuban itu untuk melindungi bayi dari benturan-benturan kan ya bu?.”
Jawab
seorang wanita dalam diskusi yang aku belum mengenalnya.
“Apasih
sebenernya manfaat dari air ketuban itu? Ada beberapa fungsi air
ketuban diantaranya, sebagai pelindung yang akan menahan janin dari
trauma akibat benturan, melindungi dan mencegah tali pusat dari
kekeringan, yang dapat menyebabkannya mengerut sehingga menghambat
penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin, berperan sebagai
cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara,
memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan
janin, sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin
agar berkembang dengan baik, menjadi inkubator yang sangat istimewa
dalam menjaga kehangatan di sekitar janin. Selaput ketuban dengan
cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap
kemungkinan infeksi. Pada waktu persalinan, air ketuban dapat
meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim
membuka. Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar
sekaligus akan membersihkan jalan lahir. Pada saat kehamilan, air
ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang dialami
janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom.” Aku
kembali menghela napasku.
“Nah,
cerita terakhir saya tentang ketuban adalah, apa aja nih yang mesti
kita lakukan ketika air ketuban sudah pecah.” Aku
memulai diskusi yang ketiga. Pada bagian terakhir ini, ibu-ibu yang
ikut diskusi langsung merapihkan posisi duduk mereka dan mendengarkan
dengan seksama, karena bagian inilah yang mereka tunggu, setelah
sebelumnya ada beberapa ibu atau bayi yang tak bisa diselamatkan
karena air ketuban sudah pecah dan mereka tidak mengerti apa yang
harus mereka lakukan.
“Air
ketuban pecah bisa menjadi pertanda bahwa bayi akan segera lahir.
Namun apa yang harus dilakukan jika air ketuban pecah di masa janin
belum waktunya lahir? Ada tiga cara yang bisa kita lakukan ketika air
ketuban pecah sebelum waktunya. Yang pertama, jelas jangan panik,
atur napas kita dan sebisa mungkin jangan banyak bergerak. Air
ketuban pecah sebelum waktunya, bisa terjadi karena kondisi ibu hamil
yang sedang sakit atau kecelakaan. Nah yang kedua, catat jam dan
menit saat air ketuban pecah. Tujuan dari pencatatan ini adalah agar
dokter dan paramedis bisa mengetahui secara pasti kesempatan janin
kita untuk bisa diselamatkan. Jika ketuban pecah, janin beresiko
terkena infeksi dari luar. oleh karnea itu, penanganan cepat dan
tepat waktu perlu dilakukan agar janin kita selamat. Perhatikan juga
kondisi air ketuban. AIr ketuban normal itu berwarna bening dan tidak
berbau busuk. Jika air ketuban berwarna keruh dan berbau tidak sedap,
kemungkinan sudah terkena infeksi dan membahayakan kondisi janin
kita. Dan yang terakhir segera bawa kedokter atau paramedis,
Penanganan serius secara cepat dan tepat dapat menyelamatkan bayi
kita dari kematian. Penanganan yang terlambat bisa membuat bayi
terkena resiko infeksi atau terlalu lama menelan air ketuban.”
Jelasku
Aku
telah selesai menjelaskan beberapa poin tentang ketuban, sambil
menutup diskusi ini, aku membuka tanya jawab dengan mereka. “Nah
ibu-ibu sekian cerita ketuban dari saya. Lalu sekarang gimana, sudah
pada tahu tentang air ketuban itu apa kan? Hayoo, ada yang masih
kurang ngerti, monggo ditanya, selagi saya masih bisa jawab saya akan
jawab dengan jawaban yang memuaskan, hehehe.”
Diskusi
ketuban hari ini usai. Tak terasa saya telah berbagi dengan mereka
selama dua jam. Diskusi diakhiri dengan tanya jawab dari beberapa
orang. Untuk pertama kalinya saya berbicara di depan forum dan saya
sangat senang bisa berbagi dengan mereka.
“Ibu
yang tak pernah aku tau rupanya, yang tak pernah aku tau bagaiman
lembutnya kulitmu menyentuhku, membuaiku, memanjakan aku, lihatlah
aku, aku adalah putrimu yang dulu engkau perjuangkan, putrimu yang
kau rela berbagi nyawa demi menyelamatkan hidupku. Aku sekarang
sudah tumbuh besar. Aku telah menjadi seorang bidan. Cita-citaku
tercapai dan aku ingin berbakti untuk desa ini. Aku hanya tak ingin
bayi-bayi disini merasakan hal yang sama seperti aku yang tak pernah
tau tentang ibu. Ibu, aku merindukanmu, aku mencintaimu.”
Sumber
data: