Tuesday, April 8, 2014

Karena Kamipun Punya Kisah Tersendiri

Bukan hanya Indonesia saja kan yang boleh mempunyai sejarah?
 Bukan hanya orang – orang besar saja kan yang bisa menanggalkan kisahnya?

Hari aja udah menjelang malam, seharusnya aku sudah berada pada pembaringanku sambil merajut mimpi bukan?. Namun sepasang mataku masih belum mau memanjakan dirinya bersama dengan bunga tidur yang mungkin sudah ia bayangkan. Waktu sudah menujukan pukul 23.00 dan satu jam lagi sudah berganti hari. Jemari-jemariku masih bekerja di depan mesin yang sudah bertahun-tahun menemani. Aku masih berkutat dengan programku. Namun lagi-lagi kebiasaan jelekku kumat, aku pasti mengerjakan pekerjaan lain yang menghambat kerjaan yang memang harusnya diselesaikan. Namun kali ini, kebiasaan jelekku menitikan air mataku.

Setelah jari jemariku lelah menelusuri kenangan dalam mesin ini, aku berhenti pada suatu video. Video yang membuat malamku galau karena aku jadi rindu teman-temanku. Teman seperjuangan di suatu tempat yang idealis, mahahaha. Tempat dimana aku mengukir banyak kenangan manis disana. Tempat dimana aku melahirkan emosi-emosi yang tak stabil kala ada “gangguan” yang menghampiri. Tempat dimana aku melahirkan rindu yang utuh untuk segala kisah yang pernah kulewati, mengucapkan terimakasih karena telah membantu mengisi sejarah hidupku selama lebih dari 700 hari.
Video ini sebenernya udah dibuat lama, beberapa bulan yang lalu, tepatnya seminggu sebelum aku mengundurkan diri dari tempat yang idealis itu. Aku pernah sedikit bercerita tentang video ini pada temanku, sayangnya aku malu mempublikasikannya, dan baru berani ya sekarang ini.

Gaeysss, kalian harus bertanggung jawab atas ke-tidak-bisa-an tidurku malam ini. Kalian harus membayar semua rindu ini dengan pertemuan dan tentu sebelas bar cokelat.

Biar bagaimanapun inilah kami, dengan segala kekurangannya yang beragam tapi tertutupi dengan kelebihannya yang beragam jua”

Dimanapun, kapanpun akan terukir sejarahnya, dan inilah kami dengan sejarahnya yang akan menjadi sebuah kisah yang klasik.”

Jabat tanganku mungkin untuk yang terakhir kali

We are Team, bagaimanapun cara kami bekerja, bagaimanapun cara kami menyapa, bagaimanapun cara kami tertawa, bagaimanapun cara kami bercerita, dan apapun segala bentuknya. . kemarin, hari ini, esok hingga entah sampai kapanpun kita tetap punya kisah yang sama, karena kita pernah mengukirnya secara bergotong royong.”


3 comments:

  1. kita tidak pernah salah memilih teman, hanya saja waktu dan keadaan yang membuatnya tidak bertahan lama x)))))

    ReplyDelete
  2. Kak Febi :( aku kangen suasana kantor yang dulu :(

    ReplyDelete
  3. serindu"nya kamu, adalah hal mustahil mengembalikan kenangan yang telah menjadi cerita liii :)
    uapkan rindu itu, menjadi kenangan manis dengan senyum setiap kali mengingatnya *pukpukitik :p

    ReplyDelete