Tuesday, April 1, 2014

Perihal Si Kopi Hitam dan Cangkir Tuanya

Senja hari ini telah pada puncaknya
Rangkaian barisan burung-burung mewarnai langit yang memerah
Burung-burung telah kembali pada tempat singgahnya
Lalu lalang pesawat sekali-kali nampak terlihat
Angin telah berhembus kesana kemari
Menyibakkan kain-kain yang melekat pada tubuh kita
Tapi kita masih disini sayang
Masih enggan meninggalkan kursi goyang ini
Dua jam telah kita habiskan untuk bercerita
"Mengenangmu membuatku merasa bahagia" itu katamu
Kau kembali mengingatkan ingatanku ketika aku pertama bertemu denganmu
Secangkir kopi hitam dikala senja saat itu telah menyatukan kita
Bahkan hingga senja kesekian kalinya
Lima puluh tahun yang lalu kita bertukar pikiran perihal kopi
Tentang bagaimana biji kopi bisa menciptakan secangkir minuman
Tentang bagaimana jenis kopi
Tentang bagaimana menyajikan kopi dengan hal yang menyenangkan
Lalu kita tertahan pada pikiran yang sama
kita sama-sama menyukai kopi hitam
Kita sama-sama suka menyajikannya dalam cangkir yang tua
Sama-sama suka jika kopi itu diseduh dalam air mendidih
Menghirup wanginya
Meniup hawa panasnya
Lalu menikmati rasanya dengan memejamkan mata
Dari sana kita jadi saling bertemu
Kamu jadi sering mengajakku menikmatinya berdua dikala senja
Hingga tiba saatnya kita menjadi satu
Kita tak pernah melewati senja tanpa kopi hitam dan cangkir tuanya
Tak pernah kita menikmati kopi senja dengan hal-hal yang membuat kita semakin dekat
Hingga senja dihari ini
Saat rambutku dan rambutmu mulai memutih
Saat penyakit tua yang tak bisa kita hindari menyerang kita
Saat gigi -gigi kita mulai meninggalkan rumahnya
Saat tangan kita mulai bergemetar memegang si cangkir tua
Kamu bercerita perihal si kopi hitam dan cangkir tuanya yang telah menyatukan kita
"Aku ingin menikmati kopi hitam terakhirku dengan cangkir tuanya, tak terkecuali denganmu, perempuan yang telah membuatku merasa hidup, menikmati dunia, berpetualang dengan biji-biji kopi, dan satu hal yang buatku selalu mengenangmu, kamu selalu pintar membuatku tersenyum"
Dan kamu mulai dengan perlahan menutup matamu
Aku, kamu dan segala perihal secangkir kopi hitam dan cangkir tuanya
Telah menyatukan kita hingga detik terakhirmu

No comments:

Post a Comment