LO
YA JUL, LAMA-LAMA GUE EEKIN LO CARI RIBUT MULU SAMA GUE HAH”
“SIN
TAN KE TEMPAT GUE LO, ABIS ITU LO EEKIN TUH GUE SEPUAS LO”
Adalah
seorang perempuan bernama Tante Bije (begitu kami menyebut namanya)
yang sedang bertengkar dengan rekan sejerawatnya Bang Jul disebuah
grup whatsapp.
Grup WA (Whatsapp)
ini bernama “Geng Mengsle”. Yaitu grup yang isi para anggotanya
adalah manusia-manusia yang punya kelainan pada otaknya. Eh jangan
berpikir yang aneh-aneh dulu ya, kelainan ini bukan penyakit kok,
hanya saja kami terlalu kece jikalau kami menamakan grup ini adalah
“Geng Orang Keren”. Kayanya maksain aja dan kesannya tuh ingin
banget sih kita ini dibilang keren, kami memang terlalu keren, tapi
ndak
perlu dipublish
juga kan kekerenan kami ini. Okeh, balik lagi ke nama “Geng
Mengsle”. Mengsle memang memiliki arti kelainan pada otak tapi
bukan berarti isi dari anggota grup ini seperti yang kalian kira.
Mungkin bisa sajakan kalau kalian membayangkan isi dari anggota ini
adalah orang-orang yang punya nyawa tapi mereka segan untuk hidup
atau jika disuruh mati mereka tak mau atau orang-orang yang sedang
berputus asa karena cintanya yang ditolak, istilah kerennya galau
gitu. Bukan, kami bukanlah orang-orang yang macam itu. “Geng
Mengsle” hadir karena kami tak pernah serius, lebih tepatnya jarang
untuk serius. Hal apapun yang dibahas dalam grup WA ini pastinya akan
ada terselip percakapan yang offside
bahkan percakapanny bisa kebobolan dan malah gak serius.
Adalah
kami, kumpulan dari beberapa ekor manusia (hey kalian jangan marah ya
kalau saya bilang ekor, faktanya manusia itu memang memiliki ekor
kok, namanya “tulang ekor”) yang bertemu dan kemudian berkumpul
menjadi satu. Yuk mari berkenalan dengan anggotanya.
- Kak Nia, si ketua geng yang sebenernya saya sendiripun gak ngerti dia orang mana, lahir dan besar sampai remaja ababil di Lampung, kuliah sarjana di Depok dan kuliah magister di Bandung. Entah kota manalagi yang akan dia pijaki, atau mungkin sebenernya kota-kota yang pernah dia pijaki itu tak mau dihinggapi dia, jadi kota-kota tersebut punya cara tersendiri bikin Kak Nia gak betah, dan mungkin bisa saja kan kuliahnya itu dijadikan alasan. Hehehe. Oh iya Kak Nia ini adalah penemu Jamaah Eekiyah dengan tahta tetap sebagi ketua Jamaah. :D
- Bang Jul, si lelaki yang suka PHP saya ini berasal dari Bekasi. Memiliki cinta yang tulus terhadap “dede unyunya”. Tjieee Bang Jul :3. Abang yang satu ini pandai sekali merangkai kata. Saya suka dengan kata-katanya, namun agak mengkhawatirkan dengan PHPnya dia. Hehehe.
- Tante Bije, perempuan yang fleksibel cantiknya ini juga berasal dari Bekasi. Dia sangat suka sekali dengan senja. Romantis memang, tapi lebih banyak mengslenya juga, hahaha. Oh iya, Tante Bije ini pemegang tahta paling penting loh di Jamaah Eekiyah, dia memegang peranan sebagai sekretarisnya Kak Nia. Setiap Kak Nia mengisi materi di grup, pasti sebelumnya Tante Bije ini menyampaikan poin-poin yang akan dibahas, bahkan terkadang memberi sedikit materi yang akan dibahas. Hebat ya. :3. Oh iya satu hal lagi, dia senang sekali memberi buku ke temannya. Terimakasih loh tante atas buku yang sudah aku terima :D.
- Bang Yoga. Ehmmm bicara tentang abang yang satu ini agak sulit. Dia sosok yang misterius (entah misterius atau memang misteri ya). Aku tak tau terlalu banyak tentang dia. Tapi baru beberapa belakangan kali ini dia menunjukkan ke-om-om-an-nya sama salah satu anggota Geng Mengsle.
- Bang Andy. Hehehe si abang bapau. Ehmm dia warga Tangerang. Aktif di Wikipedia. Dia juga sama seperti Bang Jul, PHP. Buku saya belum jadi dikasih-kasih sama dia soalnya. :(
- 'Ndeh. Perempuan yang cantik, polos. :)
- Miptah. Adekku yang kadang suka menyebalkan juga. Dia dijuluki Miss Typo, ketypoannya parah loh, hahaha (sambil ngaca).
- Lia. Hey, saya memperkenalkan diri saya sendiri, hihi. Ehmmm, saya adalah apa yang kamu liat, udah gitu aja.
- Om Joko. Bicara soal om yang satu ini, dia seneng sekali tebar pesona digrup dengan voice notenya dia. Hampir semua suara di hape saya suara dia semua. Memiliki beberapa mantan diantaranya, seorang guru, seorang perawat, dan anak kimia. Hehehe
- Kak Lina. Kakak suhu penyuka Winnie The Pooh. Asli Suroboyo. :3
- Wira. Baik, kadang menyebalkan juga.
- Teh Vy. Teh Vy, pokoknya aku padamu uwuwuwuw.
Biar
bagaimanapun semengslenya otak kami, kami punya visi yang sama, hobi
yang sama, tapi tidak dalam hal jodoh, hehehe. Kami suka baca. Kami
suka menulis, dan kami ingin jadi penulis ditengah-tengah kesibukan
kami yang lain. Mungkin itulah salah satu alasannya kenapa Allah
mempertemukan kami disebuah grup.
Kami
mulai mengasah tulisan kami dari program satu minggu satu tulisan.
Tiap masing-masing anggota wajib menyerahkan tulisannya di hari
Jum'at yang diposting diblog masing-masing. Kegiatan ini sudah
berlangsung sejak tiga tahun yang lalu hingga sekarang. Masing –
masing dari kami saling menyemangati ketika salah satu anggota dari
kami lagi futur menulis. Hingga suatu hari di sebuah kesempatan
percakapan kami, terciptalah kalimat “The
Power Of Cepirit”.
Maksudnya?
Jadi, ada beberapa anggota dari kami yang sudah berapa kali mangkir
dari tulisannya sampai Kak Nia mulai lagi ngoceh-ngoceh
di grup dengan ketikan capslocknya
yang khas “HOY, YANG BELUM SETORAN MANA INI HAH! AYO-AYO KONSISTEN
LAGI SAMA NULISNYA. KALO KALIAN SAMA PRIBADINYA GAK KONSINSTEN GIMANA
KALIAN MAU URUS HATI HAH! PANTESAN KALIAN GALAU MULU YES”. Lalu
conv
dibalas dengan Ndeh “Iya, ayo semangat semua nulisnya, spirit
nulisnya keluarin lagi dong”. Percakapan terus berlanjut dengan
pembahasan masih tentang spirit untuk menulis. Dan tiba-tiba Tante
Bije yang dari tadi belum muncul di grup, datang dengan tulisan
capslocknya
“WOY, KALIAN BISA DIEM GAK, GUE LAGI EEK SAMPE GAK KONSEN KALIAN
RIBUT MULU DI GRUP. YANG UDAH JARANG NULIS AYO DONG CEPIRITNYA
DIKELUARIN, KATANYA KALIAN MAU JADI PENULIS, TAPI KALO GAK KONSITEN
UNTUK NULIS GIMANA KALIAN MAU JADI PENULIS.”
“Tan,
lu kalo lagi eek, eek aja deh gak usah muncul di grup dulu pake
bawa-bawa cepirit segala, lu kecepirit ya tan?”. Joko pun membalas
conv
dari Tante Bije.
“EAAKK
JOKO, JUSTRU GARA-GARA GUE EEK, GUE DAPET INSPIRASI ITU NGELUARIN
KATA YANG BARU, KARENA SPIRIT UDAH TERLALU MAINSTREEM
BUAT GUE JADI GUE MAU MENYEMANGATI LU SEMUA PAKE KATA CEPIRIT.”
Jelas tante Bije.
“Jadi
maksudnya cepurit itu spirit tan?.” Tanyaku pada Tante
“Typomu
li, iye maksud gue itu.” Penjelasan Tante Bije menutup conv
kami malam itu. Esoknya kata-kata spirit sudah tidak jadi trending
topic
lagi dipercakapan kami. Sejak saat itu, jikalau kami ingin saling
menyemangati, bukan kata ‘spirit’ lagi yang keluar tapi kata
‘cepirit’.
Kami
lalu melanjutkan tulisan-tulisan kami, sudah dua bulan lamanya kata
‘cepirit’ itu menjadi semangat tersendiri untuk nulis lebih baik
lagi, lebih rajin lagi. Ternyata kata ‘cepirit’ itu lebih banyak
penggemarnya daripada kata ‘spirit’ sendiri.
Hingga
suatu hari, kami semua mengikuti lomba menulis. Nantinya tulisan yang
menang akan dibukukan. Lima orang dari kamipun mengikuti lomba itu,
Tante Bije, Bang Jul, Om Joko, Diah, dan Ndeh. Namun ketika
pengumuman, yang lolos hanya tiga orang yaitu, Tante Bije, Om Joko,
dan Ndeh dan tulisan merekapun dibukukan.
Berawal
dari lomba sana, kami terus semangat untuk menulis. Kata-kata
‘cepirit’ tak pernah kita lupakan bahkan ‘cepirit’ itu
menjadi semboyan tersendiri bagi kami. Kami terus mengikuti lomba
menulis yang ada. Hingga masing-masing dari kami telah menjadi
penulis, meskipun tenggang waktu kami jadi penulis berbeda. Setelah
Tante Bije, Om Joko dan Ndeh, tibalah Bang Jul, Om Andy dan Wira yang
menerbitkan tulisannya lewat puisi. Lalu menyusul Diah, Kak Vy,
Miptah dan Kak Lina yang menyusul.
Tinggallah
saya, Kak Nia dan Bang Yoga yang belum menerbitkan buku, namun
anggota lain terus menyemangati kami dengan kata “The
Power Of Cepirit”.
Beberapa bulan kemudian, selang satu tahun, Kak Nia berhasil
menerbitkan buku pertamanya sendiri dengan mengangkat tema psikolog
anak. Bang Yoga lalu muncul dengan cerpen-cerpennya. Lalu bagaimana
dengan saya?. Tak lama setelah Kak Nia dan Bang Yoga, aku berhasil
menerbitkan beberapa buku dongeng dan cerita anak-anak.
“Kita
semua sudah punya karya ya?. Alhamdulillah.” Percakapan di grup
dimulai dengan Miftah
“Dari
dulu kita sudah berkarya Mip.” Timpal Kak Nia
“Iya
kak, maksudku, ehmm gimana ya bilangnya, hehehe.”
“Hey
gengs, kita ketemuan yuk, kalian kan udah pada nerbitin buku nih,
ketemulah kali-kali. Kita berbagi cerita, kalo di grup kan cuman GA.”
Tiba-tiba Joko datang disela-sela percakapan.
“GA?
Apa itu GA?.” Sahut Bang Yoga.
“Gitu-gitu
aja Bang.” Sahut Joko. “Hayu, mau gak nih ketemu, kebetulan bulan
ini kan ada libur tiga hari., kita ke Yogya yuk.”
“Setuju.”
Sahut semua
Akhirnya
kami semua sepakat untuk berkumpul di Yogya di akhir bulan ini.
Sesampainya mereka di Yogya,
“Gengs,
selamat ya untuk kalian semua, kita semua sekarang udah berhasil
mengejar mimpi kita. Sekarang kita tinggal pertahanin apa yang udah
kita dapet. Teruslah berkarya, jangan menyerah, tetap semangat
pokoknya. Dan kita harus tetap yakin, kita harus tetap jaga cepirit
kita. Okeh, Gengs”. Sahut Kak Nia.
Tulisanmu get better deh Li...Keren...Keep write and one day kamu bisa punya novel uwuwuwuwuw...
ReplyDeleteBtw kenapa itu yang lolos gue,joko sama ndeh?? Kenapa gak gue, ijul sama ndeh?? Kenapa!!! Bosen gue kan yaa sama si joko mulu...elah...elah..e..e...e...
Gue terharu loh baca endingnya~ Uwuwuwuwuwu :*
ReplyDeleteTAPI KENAPA GUE DIBILANG PHP HAH? GUE TELEN LU PADA HAH!
Tante soalnya menurut aku bang jul pintar sekali membuat kata2, jadi aku masukin dia ke puisi, bahhhaha
ReplyDeleteBang jul, tapi aku kok agal aneh ya sam endingnya, :( kek kehabisan ide,
gw baru sadar kalo dianggap misterius -__-
ReplyDeleteMasalahnya Bang Yog, kamu ini baru muncul loh sekarang-sekarang ini, jadi mana aku tahu tentang kamu. mahahaha
ReplyDeleteITIIIIIIIk, itu FIKTIF!!!!
ReplyDeletekuampreeeet gw dah baca serius d atas gw kira itu curhatan lw, pas masing" org nerbitin buku gw mikir emang mereka dah nerbitin buku yah, dan pas terakhir jiiiiirrrrr -_________________-"
bahahhahakkk. rashain kamu kak, rashain :)
ReplyDelete