Tuesday, November 1, 2016

Sesal yang Tak Lagi


Selamat pagi untuk fajar yang masih setia pada tiap-tiap dingin yang menusuk pada tubuh. Hujan sudah melahap semua bagian wilayah selatan ini menjadi basah semalam suntuk. Tak payah aku menjadi gigil ketika air kuguyur ke tubuh pada pukul lima pagi.

Sudah bukan aktivitas yang tak asing lagi pada setiap pagi di hari Sabtu aku harus bergegas menuju stasiun. Menjadikan potongan-potongan hari ini untuk dikenang pada suatu waktu nanti.

***

Aku menaiki transportasi umum untuk sampai di stasiun. Kini aku tidak lagi peduli pada kereta yang bertengger diantara peron, tak lagi menghiraukan kapan dia akan berangkat, aku tak ingin payah karena sudah berlelah-lelah mengejar, namun kereta tak mempedulikan kedatanganku. Ia asyik saja berjalan


Aku tak akan lagi berlari untuk mengejarmu
Aku tak menginginkanmu
Sudah cukup rasanya berulang kali aku mengejar
Namun, kau tak lagi pedulikanku 

9 comments:

  1. Sama kayak kereta, ia seolah-olah tidak peduli pada yg tertinggal..

    Udah, lupain aja.. ehe

    ReplyDelete
  2. Sudah jangan dikerjar, lebih baik mengejar yang sudah pasti aja ya :D

    masih banyak yang lebih penting :)

    ReplyDelete
  3. mengejar yang sedang berlari menjauh cuma bisa buat lelah, mba :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. apalagi yang dikejar juga lari ngejar yang lain :(

      Delete
  4. haha yang dikejar gatau diri yaa :'(

    ReplyDelete