Sesal yang Tak Lagi
Selamat pagi untuk fajar yang masih setia pada tiap-tiap dingin yang menusuk pada tubuh. Hujan sudah melahap semua bagian wilayah selatan ini menjadi basah semalam suntuk. Tak payah aku menjadi gigil ketika air kuguyur ke tubuh pada pukul lima pagi.
Sudah bukan aktivitas yang tak asing lagi pada setiap pagi di hari Sabtu aku harus bergegas menuju stasiun. Menjadikan potongan-potongan hari ini untuk dikenang pada suatu waktu nanti.
***
Aku menaiki transportasi umum untuk sampai di stasiun. Kini aku tidak lagi peduli pada kereta yang bertengger diantara peron, tak lagi menghiraukan kapan dia akan berangkat, aku tak ingin payah karena sudah berlelah-lelah mengejar, namun kereta tak mempedulikan kedatanganku. Ia asyik saja berjalan
Aku tak akan lagi berlari untuk mengejarmu
Aku tak menginginkanmu
Sudah cukup rasanya berulang kali aku mengejar
Namun, kau tak lagi pedulikanku
Sama kayak kereta, ia seolah-olah tidak peduli pada yg tertinggal..
ReplyDeleteUdah, lupain aja.. ehe
makanya dian jangan begitu
DeleteSudah jangan dikerjar, lebih baik mengejar yang sudah pasti aja ya :D
ReplyDeletemasih banyak yang lebih penting :)
eh tjurhat ya bang hihihihi
DeleteHmmm
ReplyDelete:D
Deletemengejar yang sedang berlari menjauh cuma bisa buat lelah, mba :(
ReplyDeleteapalagi yang dikejar juga lari ngejar yang lain :(
Deletehaha yang dikejar gatau diri yaa :'(
ReplyDelete