Sunday, November 20, 2016

Senyum


#novemberous8 - Senyum

Telah sampai pada pukul tujuh belas lewat lima belas menit. Sudah bukan seharusnya aku masih duduk di depan layar dengan selisih beberapa puluh ribu. Jenuh, sungguh, bahkan hanya bekerja menyelesaikan kesalahan-kesalahan masa lalu untuk beberapa hari belakangan ini. Kalau saja tidak ada segerombolan orang-orang yang mencari kebenaran atas laporan keuangan tempat ku bekerja, mungkin sudah tiba kakiku berdiri di peron stasiun atau mungkin sedang merasakan sedikitnya oksigen dalam salah satu gerbong.

Aku melepas kacamata, menggenggam dengan tangan sebelah kiri. Tangan kananku memijat pelan-pelan hidung tempat kacamata itu duduk, pegal dan sedikit membuat pusing kepala. Aku menghela napas, harus sampai kapan segerombolan orang ini mengerecoki tugas rutinitas seharusnya.

Aku melirik setumpuk kertas dengan bukti-bukti transaksi yang sudah harusnya masuk ke dalam jurnal di sistem, yang bangkainya seharusnya sudah rapih dalam ordner dengan bukti transaksi sebelumnya. Aku menghela napas lagi, rasanya aku ingin mengusir saja segerombolan orang-orang rese itu.
----
Aku mengenang beribu senyummu bukan karena tak sedang menginginkanmu untuk disini, bersamaku. Bukan karena ingin kuceritakan tentang rekonsiliasi dan selisih yang hanya beberapa puluh ribu yang membuat beberapa soreku penat.
Aku mengenang beribu senyummu, karena ku tahu hanya dengan kau tersenyum, kau mampu membuat penatku pergi, setidaknya memberiku sedikit lupa pada selisih yang puluhan ribu.
----
Aku mengklik ikon save dan menutup file rekonsiliasi, mematikan mahluk bertubu besar kebelakang tersebut, merapikan beberapa kertas dan alat tulis, dan meninggalkan meja yang mengesalkan.

Aku pulang pada senja yang hujan dan pada ketiadaan senyummu.

#novemberous
#novembermenulis
#30harimenulis

No comments:

Post a Comment