Wednesday, March 4, 2015

Perempuan "Keluar Tol" yang Mengejar Waktu





Sebab Waktu Tak Berlari Dibelakangmu

Sepasang jarum jam dengan asik bermain kejar-kejaran pada orbitnya. Si jarum pendek tengah asik bertengger pada angka tujuh, sedang si jarum panjang masih terus berlari mengejar jarum pendek. "Tujuh lewat lima belas" gumamnya dalam hati, "bisnya belum datang juga". Perempuan itu sudah gelisah, ia tak lagi bisa berdiri dengan tenang. Putar badan ke kanan, putar badan ke kiri, membaca buku, melihat handphonenya. "Ya Allah besok-besok mah berangkat jam tujuh kurang lima belas aja biar nunggunya gak kelamaan" keluhnya dalam hati.

Hari-hari sebelumnya, bis yang mengantarnya kerja selalu hadir tepat waktu, hampir jarang ia dijemput dalam keadaan telat. Namun beberapa bulan terakhir semenjak pengurangan armadanya, bis ini mulai mengingkari perempuan itu. Jamnya tak lagi teratur dan jika sedang sial, saat bis itu datang ia mendapati keadaannya sudah sesak, alias penuh, tak jarang si perempuan berdiri hingga perempuan itu mengakhiri perjalanannya. Kursi yang ia harapkan sebagai pengganti kasur sementara tinggal angan-angan yang berlalu saja.

***
Bis itu akhirnya datang setelah si jarum panjang dan pendek tengah pada posisi angka delapan. Perempuan itu naik dan seperti yang sudah ia duga, kursi-kursi bis itu sudah memiliki tuannya masing-masing, bahkan tempat duduk kernet pun telah terisi. Atas suruhan sang kernet, perempuan itu menuju ke bokong bis, mencari posisi yang nyaman untuk berdiri. Perempuan itu berdiri pada barisan ketiga dari belakang, ia menyenderkan sebagian punggungnya ke pinggiran kursi. Ia mengambil bahan bacaannya dari dalan tas, lalu menaruh tasnya ke tempat tas yang letaknya tepat diatas kursi yang berjajar dua.

Bispun melaju ~~

***
Bisakah saya untuk turun dan mengejar waktu yang berlari lebih dahulu didepan saya agar saya tak terengah-engah untuk mengejar jejaknya?

Bis yang mengantar perempuan itu telah sampai di jalur keluar tol Fatmawati dan Pondok Labu. Ya sudah menjadi rutinitas biasa, orang yang bekerja daerah Fatmawati dan sekitarnya akan turun sebelum bis itu keluar tol, pun begitu dengan perempuan itu. Jalanan yang macet dijam-jam keberangkatan kerja membuat orang lebih memilih turun di tol, lalu berjalan kaki. Ia lirik lagi jamnya, dua jarum jam itu memberitahunya sekarang telah sampai pada pukul sembilan. Masih ada seperempat jalan lagi untuk sampai pada jalur yang memisahkan keluar tol Fatmawati - Pondok Labu dengan Mampang - Rambutan. Perempuan itu sudah bersiap untu turun, ia telah mengambil kembali tasnya dari tempatnya. Ia berjalan menelusuri lorong bis menuju pintu depannya. Dengan senyum dan keramahannya, si kernet nempersilahkan perempuan itu turun.

Perempuan itu berjalan cepat, ia berharap ia dapat mengejar waktu yang telah lama berlari didepannya.

No comments:

Post a Comment