Sunday, March 8, 2015

Lelaki yang Pergi dengan Sepeda

Aku mendapati diri dalam keadaan mata yang menggenang. Aku bertemu (lagi) dengan lelaki itu dalam mimpi. Ia mengenakan kaos bola dengan paduan warna orange dan hitam, berlogokan angka 9 pada bagian punggungnya. Ia mengenakan celana pendek sedengkul berwana cokelat muda.  Terlihat sangat jelas bagaimana mimpi itu menggambarkan sosoknya; senyumnya yang kempot akibat beberapa gigi depannya yang telah tanggal, legam warna kulitnya, dan sebaris kelelahan yang tergambar garis kerut wajahnya. Lelaki itu tersenyum persis seperti saat kulihat untuk yang terakhirnya. Saat aku bertanya "mau kemana" ia hanya tersenyum lalu mengambil sepeda tuanya yang saat ini masih bertengger manis dirumah lalu ia pergi tanpa mengacuhkanku yang ingin dibonceng di jok belakangnya.

 Source
"Teh bangun, jam enam". Suara ibu terdengar dari dapur, membangunkanku. Aku baru sadar, pukul setengah empat dini hari tadi, aku menangis, mengadu pada Tuhanku untuk menyampaikan rindu pada lelaki yang hadir dalam mimpi. Aku bergegas membenahi muka lalu melangkah ke dapur "bu, tadi lia ketemu ayah lagi".

Tangerang, 12 Februari 2015

1 comment: