Senin
9 Desember 2013, saat itu pukul 12.11 seorang teman di sebuah grup WA
memberi kabar kalau ada kecelakaan kereta di jalur Kebayoran – Pd.
Ranji, tepatnya di perlintasan Pd. Betung. Kecelakaannya adalah
tabrakan kereta Commuter Line jurusan
Serpong – Tanah Abang (CL) dengan truk tangki pembawa BBM dari
Pertamina. Kecelakaan kereta tersebut bermula dari CL Serpong –
Tanah Abang yang melaju kencang dari Stasiun Pondok Ranji menuju
Stasiun Kebayoran, namun di perlintasan Pd. Betung melintas truk
tangki BBM, CL yang saat itu melaju kencang kemudian menurunkan
kecepatannya dan memberi klakson tanda kereta lewat, namun keadaan
lalu lintas pada saat itu sedang ramai sehingga truk tangki tersebut
tidak bisa jalan. Alhasil CL kemudian menabrak truk tersebut dan
kecelekaan pun tak bisa dihindari.
Sumber : www.tempo.com
Setelah
denger kabar
kecelekaan itu, aku yang biasa pulang naik kereta akhirnya pulang
dengan menggunakan bis karena akses ke Serpong ditutup. Sehari
setelah kejadian itu, saat pulang kerja di hari Selasa tanggal
berikutnya, aku pulang ke rumah kembali menggunakan kereta, konon
katanya akses ke Serpong sudah normal kembali. Seperti biasa pulang
dari kantor selalu teng go
, waktu itu seperti biasa jam 4.15 sudah sampai di Stasiun Sudirman,
pas beli
tiket ke Sudimara penjaga tiket agak bingung dan tanyalah ia ke
temennya,
“Pak,
jalur ke Serpong emang udah bisa?” Tanya si penjaga tiket ke
temennya.
“Udah
kok udah bisa, tapi kalo 'gak
satu jalur ya palingan
telat”. Jawab temennya.
“Gimana
mba masih mau?”. Tanya si penjaga tiket pada saya.
“Iya
mba, 'gak apa-apa”. Jawabku.
Bagaimanapun
mau tidak mau aku akan tetap naik kereta, karena transportasi inilah
yang paling dekat dengan rumah, pikirku kala itu adalah sepertinya
akan lebih parah pulang dengan naik bis daripada naik kereta yang
meskipun saat itu akan cuma ada satu jalur. Sebenernya ada tiga
alternatif jalan pulang yaitu naik kereta, naik bis yang kearah
Ciledug atau naik bis yang kearah Tangerang. Buatku secapek-capeknya
naik kereta jauh lebih capek lagi naik bis, ‘gak tahan banget sama
macetnya dan ngetem
nya pula belum lagi banyak lampu merah di sepanjang jalan menuju
Ciledug. Apalagi kalau harus pulang lewat Tangerang yang pokoknya
mah akan ngeluarin
waktu yang jauh lebih banyak karena selain
nunggu bis dari Harmoni, macet di Tol Kebun Jeruk dan akan macet
parah juga dari Kebon Nanas sampai rumah, bisa-bisa sampe shubuh
(okeh ini lebay ;P).
Lalu
saya turunlah ke jalur kereta karena kalau di Stasiun Sudirman jalur
keretanya ada di bawah, kemudian menunggu kereta tujuan Tanah Abang
itu tiba. Sesampainya di Tanah Abang, MasyaAllah ‘gak nyangka
kalau yang mau naik kereta ke Serpong sampai Parung Panjang akan
sebanyak itu. Crowded banget
suasananya, biasanya kalau normal penumpang ‘gak akan sebanyak ini.
Kereta yang seharusnya sudah jalan pukul 4.00 baru akan berangkat
pukul 4.30, dan seharusnya itu sudah kereta kedua atau ketiga yang
berangkat. Kereta pun tiba, saya langsung saja naik di gerbong paling
belakang dan kau bisa bayangkan bagaimana sesaknya karena yang satu
atau dua penumpang kereta yang seharusnya sudah berangkat tapi ikut
kereta selanjutnya.
Bahkan
karena penuhnya, sampai gerbong perempuan pun seperempatnya diisi
oleh laki-laki padahal satpam sudah mengusir mereka. Kereta tidak
langsung berangkat, karena “pengurus” kereta masih kekeuh
supaya yang laki-laki pindah ke selain gerbon satu atau delapan.
Gara-gara diusir itulah akhirnya ada bapak-bapak yang turun dan dia
langsung bilang “udah woy kita turun aja,
gerbong perempuan mah bikin sial”, saya
sama ibu-ibu disebelah langsung menggelengkan kepala *pasang muka cemas*. Belum sampai
disitu saat kereta jalan tiba-tiba lampu mati beberapa kali dan itu
membuat khawatir penumpang yang ada di dalam kereta.
Crowdednya
kereta kemudian berlangsung sampai hari berikutnya, Rabu dan masih
seperti biasa masih telat. Saat Kamis tiba, sesampainya di Tanah
Abang penumpang masih saja penuh. Saya pikir masih karena kasus
kecelakaan itu tapi ternyata tidak, ada pohon
yang jatuh diatas rel kereta di jalur
Palmerah. Kereta terpaksa telat, sontak penumpang di stasiun itu
langsung ngoceh-ngoceh
‘gak karuan, hihihihi, “ya Allah ada-ada
aja kereta ini, baru kemarin kecelakaan ada lagi aja musibah kereta
ke Serpong”. Tapi kali ini kereta telat jauh lebih parah dibanding
kereta hari Selasa, karena kereta yang seharusnya berangkat pukul
4.00 jadi berangkat sejam kemudian, dan untuk masuk ke gerbongnya
harus benar-benar berjuang.
Alhamdulillah-nya
hari ini, Jum’at kereta sudah normal kembali seperti biasa dan
sampai di rumah pun sudah normal. :D
"Mungkin memang sudah ajalnya kali ya mereka harus mengalami kejadian seperti ini.
Buat yang masih hidup, sayang-sayangilah nyawanya jangan sembrono.
Bagi siapapun sebaiknya bisa mengambil hikmah dari kejadian ini.
Teriblah di jalan, jangan terbawa nafsu untuk cepat-cepat sampai.
Keselamatan kita nomor satu. Ada orang-orang yang menunggu kalian dirumah.
Walaupun pada akhirnya kita 'gak ada yang tau saat terakhir kita akan seperti apa.
Tapi setidaknya kita sudah berusaha untuk menjaga nikmat hidup ini dengan baik."
jadwal molor mungkinudh jadi hal lumrah di negri ini mbak... :D
ReplyDeleteskalian mau kasih info nih..
e-Compusoft Blog Contest
Total Hadiah Jutaan Rupiah lho...
Hadiah Langsung pulsa 10.000 bagi 100 Pendaftar Pertama.
Info selengkapnya:
e-Compusoft Writing Competition
Terima kasih....
ya. ambil hikmahnya aja.
ReplyDeletesupaya semua lebih berhati-hati dan mematuhi aturan berkendara.
kalau ada waktu, main ke blogku juga ya
Itu salah satu peringatan dari Allah akan kelalaian para manusia itu sendiri, semoga kita selalu ada di lindungan-Nya :) salam kenal hehehe
ReplyDeletewew, untung di negri asalku gak ada kereta api *dikeplak
ReplyDeleteMusibah itu teguran dari Tuhan, ehm..
ReplyDeleteZega: Iya kak semua musibah pasti ada hikmahnya :g:
ReplyDeleteRian: iya kak rian aamiin :h:
ReplyDeleteAbek: Bek negeri lu negeri api bukan? :b:
ReplyDeleteDieqy: Iyes pak presiden :h:
ReplyDelete