Neraca
Entah di suatu kota mana
Aku menemui si miskin yang tengah memegangi perutnya
Tulang tangan kanannya menjalar membentuk mangkuk yang siap
ditumpahi sayur sop
Si miskin memelas
Berharap ia menerima.belas dari orang bekelas
Lalu terdengar lirih dari kedua bibirnya yang mengering
kerontang
"Katanya rakyat miskin dipelihara negara
Tapi mengapa hingga detik kesekian aku masih merasakan lapar
yang perih
Katanya petinggi kotaku adalah manusia yang adil
Adil layaknya aset yang diseimbangi penjumlahan hutang dan
modal pada bagan neraca
Lalu, mengapa aku masih harus mencari selisih diantara
keduanya? "
Perutnya kian meronta bak anak kecil yang menginginkan
boneka
Bibirnya layaknya tanah kering yang rindu akan hujan turun
Si miskin semakin memegangi perutnya
Sedang rakyat yang lain tengah asyik memberi makan pada
cacing yang hinggap di perutnya
Serpong, 16 Juni 2014
Comments
Post a Comment