Friday, April 10, 2015

Mahar Malam pada Kesendirian

Seperangkat mahar yang malam berikan dengan penuh kasih pada kesendirian; sebuah buku tentang Karl Marx, secangkir kopi Mandailing yang dimasak pada suhu arabica, dua lembar roti yang dibakar dengan isi meisis cokelat dan hiasan keju diatasnya, sepasang kacamata untuk melengkapi kesendirian membaca buku Karl Marx.

"Terimakasih telah mengerti untuk suasana hati kali ini, malam. Semoga dinginmu menambah keramaian terhadap diri." Ujar kesendirian pada malam.

"Sama-sama. Nikmatilah kehidupanmu selama engkau masih bisa menikmati. Lalu bersyukurlah. Jika ada mahar yang kurang dariku, sudilah kiranya engkau memanggilku kembali." Ucap si malam.

Malam kemudian bekerja sebagaimana mestinya. Si kesendirian sudah asik dengan suasananya. Beberapa keramaian dari celotehan-celotehan lelaki muncul beberapa meja dihadapannya. Asap-asap dari yang disebut Tuhan 9cm telah mengepul dari tadi.

"Aku masih setia untuk menunggumu disini. Aku pergi sampai engkau benar-benar memintaku untuk pergi." Lirih kesendirian

1 comment:

  1. Ayo yang mau dapat hadiah ikut lomba menulis cerpen dan puisi. Cek di http://t.co/q5LYOaLfcE

    ReplyDelete