Monday, July 20, 2015

Doa di Hari yang Fitri


Shalat Idul Fitri telah usai. Berdua pulang dari masjid. Kini tak lagi bertiga. Hilang satu.
Kami sampai di rumah. Aku memeluknya saat perempuan itu memotong ketupat untuk aku dan anaknya yang lain juga menantunya makan. Aku membalikkan tangannya, kemudian menyaliminya. Meminta maaf. Sebab katanya aku adalah anak yang paling sering bikin dia bawel. Dia memelukku. Air matanya mengalir. Pun denganku.

"Ayah gak ada". Ia mengusap pundakku.
"Semoga Allah memberimu dengan cepat jodoh yang baik buatmu juga buat ibu, supaya ibu tenang kalau ibu harus ninggalin anak perempuan ibu." Ia mengusap pundakku lagi. Air mata semakin dengan asyiknya berebut keluar. Ia semakin mengerti dengan suasananya.
"Makan yang banyak, sayang. Kamu makin kurus, pipimu hilang. Kerjamu capek." Ia mengusap lagi. Ya Allah ndak ada lagi saat itu hari yang paling bahagia.
"Maaf ya ibu sering ngomel, sering bawel. Ibu lakuin karena ibu sayang. Ibu gak mau kamu kenapa-kenapa. Kamu cuma ada satu".

Lalu kami saling mengusap pipi kami masing-masing. Berdua jalan ke kamar ibu dari dapur. Lalu memandang lukisan yang menggambarkan ayah. Memeluk lagi. "Ayah udah gak ada, bu".
***
Doamu, ibu. Doamu yang menguatkanku sampai detik ini. Doamu. Doamu yang membuatku sehat sampai saat ini. Aku mungkin semakin kurus. Namun setiap sesendok nasi yang engkau suapkan kepadaku itulah yang menjadi tenagaku, yang mampu membuatku berjalan, mengejar bis, berdiri, membawa barang, lalu menunggu bis lagi, berdiri lagi bahkan aku bisa kuat pulang dengan rute yang lebih jauh karena selalu tertinggal bis, angin malam, hingga akhirnya aku membuka pagar, lalu menyalimi tanganmu dan meminum lagi teh hangat atau susu yang kau sediakan buatku. Doamu. Doamu yang membuat rezekiku darimanapun akan datang. Doamu. Doamu yang akan mendatangkan lelaki yang baik, yang mampu menjadi imam bagi keluargaku seperti permintaanmu juga ayah. Doamu, ibu. Doamu yang membawa hidupku jadi berkah. Doa yang selalu engkau lantunkan pada Allah dengan menengadahkan kedua tanganmu, menunduk, memohon yang terbaik untukku, salah satunya juga untuk anak-anakmu yang lain. Doamu, ibu. Doamu yang selalu membuatku tersenyum.

6 comments:

  1. Speechless. :(

    Semoga cepat bertemu jodohnya, Kak. :))
    Aamiin ya Rabb. Jaga ibunya selagi masih hidup. *kemudian tobat jadi anak baik*

    ReplyDelete
  2. Semoga doa ibumu menjadi penyelamat disegala kondisi

    ReplyDelete
  3. Mba liaaaaa, malem-malem banjir baca postingan mbaa.

    ReplyDelete
  4. Doa ibu itu memang sebuah mantra sakti untuk anak-anaknya.

    ReplyDelete