Thursday, June 5, 2014

Review Kumcer Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali - Puthut EA

Judul               : Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali (Kumpulan Cerita Pendek)
Penulis            : Puthut EA
Penerbit          : INSISTPress
ISBN                : 978-602-8384-20-9
Cetakan           : Cetakan Pertama, Maret 2009


Ini adalah buku kedua dari Puthut EA yang saya punya setelah sebelumnya Cinta Tak Pernah Tepat Waktu. Buku ini terdiri dari lima belas kumpulan cerita pendek karya Puthut EA. Buku ini sangat berbeda ceritanya dari buku yang sebelumnya telah saya punya. Buku ini menurut saya lebih banyak ke sifat sosialnya. Saya tak akan menjelaskan satu per satu tentang kelima belas cerpen ini, karena takut spoiler J. Jadi saya akan menceritakan beberapa cerpen yang sangat saya suka, cerpen yang menyebalkan karena php dan yang saya tidak suka karena saya tidak nyambung dengan cerita didalamnya J. Berikut kelima belas cerpennya :

11.      Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali
22.      Kawan Kecil
33.      Obrolan sederhana
44.      Rahasia Telinga Seorang Sastrawan Besar
55.       Doa yang menakutkan
66.       Di  Sini Dingin Sekali
77.       Sambal Keluarga
88.       Dongen Gelap
99.       Anak-Anak yang Terampas
110.   Retakan Kisah
111.   Koh Su
112.   Ibu Tahu Rahasiaku’
113.   Rumah Kosong
114.   Bunga Pepaya
115.   Berburu Beruang
Dari kelima belas cerpennya Puthut EA, yang paling saya suka adalah cerpen Retakan Kisah. Kenapa? Karena didalam cerita ini, emosi saya terpancing. Cerpen ini mengisahkan tentang tiga orang anak muda yang sedang mewancarai seorang wanita yang semasa mudanya pernah mengalami kekerasan yang amat menyedihkan dari tentara-tentara. Bukan hanya saja fisik yang disiksa, tapi wanita ini juga mendapatkan kekerasan seksual yang menurut saya itu menyeramkan. Dalam cerita ini dijelaskan bagaimana si wanita ini mengalami kekerasan seksual, meskipun hanya beberapa kejadian kekerasan seksual, namun ceritanya cukup membuat saya ‘ngeri’membacanya. Selain Retakan Kisah, ada juga cerpen yang saya suka, judulnya Doa yang Menakutkan. Dalam cerita ini menceritakan seorang anak yang sangat takut dan trauma karena ia menyaksikan bagaimana perang antar umat beragama itu terjadi. 
Memburu Beruang adalah cerpen terakhir dari buku ini. Nah inilah cerpen yang saya menyebalkan buat saya, karena akhir ceritanya seperti diPHP. Dari awal cerita, saya sudah larut dan serius membaca ceritanya dan sempat berpikir “emang beruang boleh diburu?”. Namun pada saat akhir cerita, beruang itu ternyata hanya. . . pohon pisang J
Dan cerpen yang tidak nyambung buat saya adalah yang Rahasia Telinga Seorang Sastrawan. Cerita ini menjelaskan tentang seorang sastrawan besar yang jika sedang diwawancarai, ia selalu bilang “maaf, aku tidak bisa mendengar suaramu dengan baik. Berkatalah yang keras! Telingaku pernah dipopor tentara.”  
Kelebihan: Puthut sangat pandai dalam menyampaikan cerita-ceritanya, sehingga membuat saya betah berlama-lama membaca buku ini.
Kekurangan: Lepas dari cerita yang tidak saya mengerti, karena keasyikan saya tidak memperhatikan ada typo atau tidak dalam penulisannya.





3 comments:

  1. inspiratif dan lucu mbak.. tentang puthut ea

    ReplyDelete
  2. Terimakasih telah mengulas buku terbitan INSISTPress. Rehal buku akan diarsip dan dilansir di: http://blog.insist.or.id/insistpress/?p=1282

    ReplyDelete
  3. Book link update: http://blog.insist.or.id/insistpress/id/arsip/1282

    ReplyDelete