"Buk".
Buku setebal 350
halaman itu terjatuh dari tempat tidur yang tak sengaja ditendang kaki oleh
perempuan yang sedang bermalas-malasan di atas kasur. Waktunya hari ini telah
menghabiskan banyak tenaganya; urusan pergi dinas yang tak kunjung usai, malam-malam yang mencuri senjanya, tulang yang semakin kelihatan dari kulitnya, dan tentu laparnya sang perut yang tak disetujui oleh isi dompet.
"Dasar
perempuan bodoh". Ujarnya dengan kesal. Ia memanfaatkan kesepuluh jarinya untuk mengacak-acak rambutnya yang terurai.
"Dasar
bodoh" Ia mengulangnya lagi. Tubuhnya ia lempar ke kanan ke kiri di atas ranjangnya. "Mengapa kau masih saja mau membuang waktu berhargamu untuk laki-laki
yang bahkan keraguan mungkin masih banyak di kepalanya. Tak kah kau sudah
kecewa dengan hari-hari sebelum ini?? ".
Ia menurunkan kaki sebelah
kanannya, lalu diikuti kaki kirinya menuju cermin yang ada di samping tempat
tidurnya. Rasa kesalnya masih ada sejak dua jam yang lalu."Bahkan
kau tak bilang kau akan kumpul. Dasar bodoh. Sudah tau waktu cepat pulangmu
adalah waktu yang jarang, kenapa masih mau memutar jalurmu hanya untuk bertemu
lelaki yang bahkan keraguan masih banyak di kepalanya. "Ia membalikkan
lagi arah tubuhnya menuju kasur. Dilemparkan begitu saja tubuhnya."Persetan
dengan rindu".
9 Oktober 2015
Ah, Lia.... Sudahlah....
ReplyDeleteBahahahakkk ntieww :* mmuhj
ReplyDeleteBahahahakkk ntieww :* mmuhj
ReplyDeleteAnjay, gue berharap bakalan panjang sih ceritanya, ini kalo film cuma satu scene aja, cuma berlokasi di kamar. Tapi emosinya dapet banget kok, sampe nendang2 buku 😬
ReplyDelete